Kendari (Antara News) - Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhor) Sulawesi Tenggara (Sultra) Bambang mengatakan pengembangan industri gula di Sultra akan mendorong kemajuan perekonomian daerah itu.
"Yang pastinya pengembangan pabrik gula berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat utamanya dalam hal penyerapan tenaga kerja," kata Bambang di Kendari, Sabtu.
Berdasarkan perhitungan ekonomis, katanya, perbandingan kebutuhan tenaga kerja per satuan lahan tercatat satu hektare lahan membutuhkan minimal 12 tenaga kerja.
"Kebutuhan itu akan dipenuhi melalui tenaga lokal dari Sultra sendiri. Selain ketersediaan tenaga internal atau dari perusahaan yang didatangkan dari tempat lain," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini ada lima perusahaan yang sudah mulai berinvestasi mengembangkan industri gula dan perkebunan tebu di Sultra.
Lima perusahaan itu adalah PT Kilau Indah Cemerlang dan PT Marketindo Selaras di Kabupaten Konawe Selatan, PT Asia Sweet Plantation di Kabupaten Kolaka.
Kemudian PT Wahana Suryo Agro di wilayah Kabupaten Muna Barat dan PT Sumagro Sawitara di Kabupaten Buton Utara.
"Yang pastinya pengembangan pabrik gula berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat utamanya dalam hal penyerapan tenaga kerja," kata Bambang di Kendari, Sabtu.
Berdasarkan perhitungan ekonomis, katanya, perbandingan kebutuhan tenaga kerja per satuan lahan tercatat satu hektare lahan membutuhkan minimal 12 tenaga kerja.
"Kebutuhan itu akan dipenuhi melalui tenaga lokal dari Sultra sendiri. Selain ketersediaan tenaga internal atau dari perusahaan yang didatangkan dari tempat lain," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini ada lima perusahaan yang sudah mulai berinvestasi mengembangkan industri gula dan perkebunan tebu di Sultra.
Lima perusahaan itu adalah PT Kilau Indah Cemerlang dan PT Marketindo Selaras di Kabupaten Konawe Selatan, PT Asia Sweet Plantation di Kabupaten Kolaka.
Kemudian PT Wahana Suryo Agro di wilayah Kabupaten Muna Barat dan PT Sumagro Sawitara di Kabupaten Buton Utara.