Kupang (Antara News) - Pengamat hukum dan politik dari Universitas Nusa Cendana Kupang Nicolaus Pira Bunga berharap pertemuan Presiden Joko Widodo dengan tokoh nasional Prabowo Subianto dapat menjadi momentum meredakan ketegangan antara KPK dan Polri.
"Momentum ini seharusnya menjadi daya dorong sekaligus daya tarik bagi para politikus dan elite untuk bercermin dan segera meredakan suasana terdampak kisruh KPK versus Polri," katanya di Kupang, Jumat.
Mantan pembantu Dekan I Fakultas Hukum Undana Kupang itu mengatakan pertemuan dua tokoh nasional itu harus diapresiasi dan dihormati seluruh pihak sebagai sebuah itikad baik untuk membangun bangsa dan negara.
Bagaimanapun, menurut Pira Bunga, pertemuan dua tokoh yang pernah bersaing dalam pemilihan presiden 2014 tersebut berdampak positif terlebih lagi di tengah kekisruhan permasalahan KPK dan Polri.
"Akan bernilai positif apabila semua pihak terutama KPK-Polri mengedepankan kepentingan umum di atas segala-galanya, ketimbang kepentingan pribadi dan golongan karena akan semakin menambah kekisruhan bahkan meluas dan mengganggu stabilitas polhukam di Tanah Air," katanya.
Ia mengatakan kalau pertemuan tersebut belum meredakan suasana kisruh, paling tidak ada komunikasi timbal balik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dapat membantu mencairkan suasana kebatinan untuk kelanjutan program pembangunan negara.
"Artinya, kata dia, paling kurang Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mengambil keputusan yang terbaik menyikapi kisruh KPK vs Polri dan kedua institusi penegak hukum itu tetap dipertahankan dan diperkuat untuk melaksanakan tugas dan fungsinya," katanya.
Menurut dia, Presiden Jokowi beberapa waktu belakangan menyatakan ingin mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh-tokoh terkait bagaimana menentukan sikap terkait kemelut dua lembaga tersebut
"Kita hargai langkah beliau (Presiden Jokowi) mendengar dan mencari solusi dengan mengajak tokoh-tokoh lain memberikan kontribusi," ujarnya.
Pira Bunga meminta masyarakat menunggu hasil dari pertemuan tersebut yang diharapkan memberi solusi dan kontribusi positif bagi perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia.
Prabowo menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Kamis (29/1) untuk melaporkan prestasi pencak silat Indonesia di kancah dunia.
Prabowo mengatakan selain membicarakan pencak silat, pertemuannya dengan Presiden juga membicarakan masalah kenegaraan.
"Kami singgung komitmen beliau untuk memperkuat dan menjaga institusi negara, dan saya mendukung. KPK dan Polri harus sama-sama kuat dan kita jaga," ujarnya.
Selain itu, menurut Prabowo, terkait urusan pengangkatan Kapolri merupakan tugas dan hak eksekutif dan dirinya menghormati apapun keputusan Presiden.
"Momentum ini seharusnya menjadi daya dorong sekaligus daya tarik bagi para politikus dan elite untuk bercermin dan segera meredakan suasana terdampak kisruh KPK versus Polri," katanya di Kupang, Jumat.
Mantan pembantu Dekan I Fakultas Hukum Undana Kupang itu mengatakan pertemuan dua tokoh nasional itu harus diapresiasi dan dihormati seluruh pihak sebagai sebuah itikad baik untuk membangun bangsa dan negara.
Bagaimanapun, menurut Pira Bunga, pertemuan dua tokoh yang pernah bersaing dalam pemilihan presiden 2014 tersebut berdampak positif terlebih lagi di tengah kekisruhan permasalahan KPK dan Polri.
"Akan bernilai positif apabila semua pihak terutama KPK-Polri mengedepankan kepentingan umum di atas segala-galanya, ketimbang kepentingan pribadi dan golongan karena akan semakin menambah kekisruhan bahkan meluas dan mengganggu stabilitas polhukam di Tanah Air," katanya.
Ia mengatakan kalau pertemuan tersebut belum meredakan suasana kisruh, paling tidak ada komunikasi timbal balik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dapat membantu mencairkan suasana kebatinan untuk kelanjutan program pembangunan negara.
"Artinya, kata dia, paling kurang Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mengambil keputusan yang terbaik menyikapi kisruh KPK vs Polri dan kedua institusi penegak hukum itu tetap dipertahankan dan diperkuat untuk melaksanakan tugas dan fungsinya," katanya.
Menurut dia, Presiden Jokowi beberapa waktu belakangan menyatakan ingin mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh-tokoh terkait bagaimana menentukan sikap terkait kemelut dua lembaga tersebut
"Kita hargai langkah beliau (Presiden Jokowi) mendengar dan mencari solusi dengan mengajak tokoh-tokoh lain memberikan kontribusi," ujarnya.
Pira Bunga meminta masyarakat menunggu hasil dari pertemuan tersebut yang diharapkan memberi solusi dan kontribusi positif bagi perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia.
Prabowo menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Kamis (29/1) untuk melaporkan prestasi pencak silat Indonesia di kancah dunia.
Prabowo mengatakan selain membicarakan pencak silat, pertemuannya dengan Presiden juga membicarakan masalah kenegaraan.
"Kami singgung komitmen beliau untuk memperkuat dan menjaga institusi negara, dan saya mendukung. KPK dan Polri harus sama-sama kuat dan kita jaga," ujarnya.
Selain itu, menurut Prabowo, terkait urusan pengangkatan Kapolri merupakan tugas dan hak eksekutif dan dirinya menghormati apapun keputusan Presiden.