Kendari  (Antara News) - Sebanyak 24 wartawan lokal dan nasional dari Provinsi DI Yogyakarta, Kamis, melakukan "pers tour" di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Puuwatu Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), kegiatan itu difasilitasi oleh Sekretariat DPRD DI Yogyakarta, rombongan itu dipimpin langsung oleh Sekretaris DPRD DI Yogyakarta, Drajat Ruswandono.

Saat berkunjung ke TPA Sampah Puuwatu Kendari, rombongan wartawan tersebut disambut langsung oleh Wali Kota Kendari, Asrun, Sekda Kota Kendari, Alamsyah Lotunani, Kadis Kebersihan Kendari, Tin Farida, kepala BLH Kendari, Rusnani, sekaligus mendampingi para pegiat pers itu melihat langsung kondisi yang ada di TPA itu.

Sekretaris DPRD Yogyakarta, Drajad Ruswandono, dalam kesempatan itu mengaku kalau pres tour tersebut merupakan agenda rutin dari Sekretariat DPRD Yogyakarta yang dilakukan setiap tahun bersama sembilan agenda lainnya yang menyangkut dengan kegiatan melibatkan pers.

"Kenapa kami memilih Kota Kendari sebagai tujuan, semua itu adalah pilihan dan kesepakatan wartawan. Kami hanya memfasilitasi saja," katanya.

Menurutnya, alasan wartawan memilih Kendari karena berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pengelolaan TPA Kendari dalam menangkap gas metan saat ini merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara sehingga mereka ingin melihat langsung prosesnya.

"Pola pengelolaan ini yang menantang para wartawan tersebut untuk melihat langsung di lapangan. Karena dilakukan pola tehnologi sederhana dengan hasil maksimal," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Kendari, Asrun, menjelaskasn kepada wartawan terklait metode yang dilakukan pemerintah dalam mengubah stigma dimasyarakat bahwa TPA itu identik dengan kumuh, bau busuk, jorok menjadi sesuatu yang menatik dan bisa dijadikan tempat rekseasi.

"Bisa kita lihat sendiri suasana di tempat ini. Tidak perlu pakai masker karena tidak bau, justru kesannya seperti kita berada ditempat rekreasi," katanya.

Menurut Asrun, tidak harus dengan menggunakan anggaran besar untuk mengelola sampah menjadi gas metan, asalkan ada kemauan dan inovatif.

"Hanya dengan kurang lebih Rp200 juta, kami bisa menangkap gas metan yang dihasilkan TPA ini. Sekarang sudah bisa digunakan oleh warga sekitar untuk penerangan listrik dan memasak dan diberikan secara gratis," katanya.

Salah seorang jurnalis yang tergabung dalam rombongan tersebut, Bambang Sutopo Hadi, salut dengan ide dan upaya pemerintah Kendari dalam mengelola sampah menjadi gas metan dengan tehnologi sederhana tetapi bisa mendapatkan hasil maksimal.

"Saya kira ini yang menarik, dengan anggaran kecil tetapi bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai. Dan tidak salah kalau daerah ini menjadi kiblat bagi daerah lain di Indonesia untuk belajar mengelola sampah menjadi gas metan," kata Jurnalis dari LKBN Antara Biro Yogyakarta ini.

Sehari sebelum berkunjung ke TPA Puuwatu Kendari, rombongan dengan total 40 orang tersebut melakukan audiens dengan jajaran SKPD Pemprov SUltra yang diterima oleh Wagub Sultra, Saleh Lasata.

Selanjutnya, melakukan kunjungan ke tempat budi daya ikan di Pantai Nambo Kota Kendari dan mengunjungi Dekranasda Sultra.

Pewarta : Suparman
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024