Jakarta (Antara News) - Komite Nasional Keselamataan Transportasi (KNKT) menyiapkan transkrip dari rekaman Flight Data Recorder dan Cockpit Voice Recorder yang merupakan bagian dari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501.

         "Data rekaman di CVR dan FDR sudah rampung diunduh sejak Rabu (14/1), sekarang sedang proses transkripsi," ujar Ketua KNKT Tatang Kurniadi di kantor KNKT, Gambir, Jakarta, Jumat.

         Ia mengatakan salinan rekaman tersebut segera dibuat agar tim investigasi pesawat dapat cepat memberikan laporan awal kepada International Civil Aviation Organization (ICAO) dan negara terkait.

         "'Prelimanary report' (laporan awal) nanti berupa informasi faktual terkait kejadian sebelum analisis yang disusun 30 hari setelah kecelakaan," katanya.

        Setelah transkrip diselesaikan, data yang didapatkan dari dua perangkat yang ada di dalam kotak hitam pesawat itu disamakan agar datanya menjadi sinkron, sehingga didapatkan gambaran-gambaran untuk menunjukkan kejadian saat terbang hingga pesawat terjatuh pada 28 Desember 2014.

         Seluruh hasil pemeriksaan awal berupa transkrip dan hasil sinkronisasi data dari masing-masing alat perekam  pesawat tersebut, menurut ia, akan dipilih terkait data yang akan dirahasiakan dan yang akan disebar.

         "Hasil investigasi ditujukan untuk memperbaiki sistem penerbangan nasional kita, bukan untuk menyalahkan pihak manapun," ujarnya.

         Dalam operasi pencarian hari ke-16, tim SAR gabungan telah berhasil menemukan dan mengangkat FDR di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Senin (12/1) pada pukul 07.11 WIB.

         Pada hari yang sama, para penyelam tim SAR menemukan CVR yang berjarak 20 meter dari lokasi penemuan FDR.

         CVR baru diangkat dari dasar laut hari berikutnya, yaitu pada operasi pencarian hari ke-17, Selasa (13/1), untuk kemudian dibawa ke Jakarta menyusul FDR yang terlebih dahulu dipindahkan ke Ibu Kota untuk diinvestigasi lebih lanjut oleh KNKT.

Pewarta : Oleh Agita Tarigan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024