Pangkalan Bun, Kalteng (Antara News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) masih perlu mengidentifikasi apakah "cockpit voice recorder" (CVR) yang ditemukan milik AirAsia QZ8501.

         "Nah itu, (CVR) mau dibawa ke sini. Serial numbernya akan diperiksa," kata Jonan, sebelum meninggalkan Lanud Iskandar menuju Pelabuhan Laut Panglima Utar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa.

         CVR, menurut dia, sudah diangkat dari dasar laut. Meski demikian bukan berarti barang itu dari pesawat AirAsia, karena "DNA-nya" belum diidentifikasi.

         Sebelumnya, tim penyelam TNI AL telah berhasil mengangkat "flight data recorder" (FDR) yang menyimpan data penerbangan AirAsia QZ8501. Salah satu kelengkapan pesawat tersebut, saat ini telah berada di kantor KNKT untuk dianalisa.

         Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan butuh waktu lama untuk dapat membaca dan menganalisa isi kotak hitam, sehingga dapat diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

         Menurut dia, hanya butuh waktu dua hingga tiga hari untuk mengunggah atau "download" isi "flight data recorded". Namun, proses membaca isi FDR tersebut akan lama karena harus mengumpulkan investigator dari beberapa negara yang berkaitan dengan pesawat dan korban, serta menganalisis satu per satu data.

         FDR yang berhasil ditemukan akan dibuka di Jakarta jika sudah ada saksi, termasuk saksi "accredited representative" dari Airbus, saksi Singapura, dan negara lain yang terkait dengan pesawat dan korban.

         "Serta kemungkinan menghadirkan jajaran dari Mabes TNI dan Kementerian Perhubungan untuk meyakinkan bahwa barang ini betul dibuka di sana, hasilnya baik atau tidak bisa disaksikan bersama," ujar Tatang.

         FDR, lanjutnya, telah diterima dalam kondisi baik, namun hasilnya akan sangat tergantung pada modul memori yang ada di dalamnya. Dan yang jelas, kotak hitam akan dibuka di Indonesia.

         Sebelumnya, Tatang mengatakan ada empat negara yang terlibat dalam pencarian hingga investigasi kotak hitam, yaitu negara yang mendesain pesawat, negara asal manufaktur, yang teregister, operatornya, negara terjadinya kecelakaan, dan negara yang ada korban.

Pewarta : Oleh Virna P Setyorini
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024