Bandung (Antara News) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah menargetkan Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) sebagai awal dari membangun revolusi mental untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
"Kami sebagai Mendagri ingin menjadikan IPDN ini menjadi sumber kader yang berawal dari membangun revolusi mental," kata Tjahjo usai ceramah umum di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar, Senin.
Ia menuturkan, mahasiswa yang belajar di IPDN merupakan calon Pamong Praja yang siap mengabdi mulai dari pemerintahan tingkat kecamatan sampai pemerintah pusat.
Ia berharap, mahasiswa IPDN tidak hanya terpaku pada doktrin-doktrin sebagai abdi negara, tetapi memiliki wawasan yang luas, lebih komprehensif dan integral.
"Kami juga menargetkan bahwa IPDN harus sejajar dengan Akpol dan Akmil dalam proses rekrutmen, pendidikan, wawasan lebih komprehensif integral, tidak hanya terpaku pada doktrin-doktrin sebagai abdi negara," katanya.
Ia menyampaikan, mahasiswa maupun lulusan IPDN memiliki harga diri dan konsisten pada aturan, tidak takut untuk menegakan aturan serta siap menerima kritikan dan saran dari masyarakat.
Kinerja aparatur pemerintahan, lanjut dia, terus diawasi oleh masyarakat, juga tiga ribuan media massa elektronik dan cetak.
"Kita ini dimonitor media cetak, elektronik dan online ada tiga ribu lebih, belum kita bicara facebook, twitter yang mengurangi gerak bebas kita," katanya.
Ia mengintruksikan, seluruh aparatur pemerintah agar terbuka memberikan informasi kepada publik melalui media massa untuk membangun opini publik.
Aparatur pemerintah, lanjut dia, jangan takut memberikan informasi untuk mendapatkan respon dari masyarakat.
"Kita semua pemain lapangan di masyarakat, menjadi pemain yang harus bisa berkomunikasi," katanya.
"Kami sebagai Mendagri ingin menjadikan IPDN ini menjadi sumber kader yang berawal dari membangun revolusi mental," kata Tjahjo usai ceramah umum di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar, Senin.
Ia menuturkan, mahasiswa yang belajar di IPDN merupakan calon Pamong Praja yang siap mengabdi mulai dari pemerintahan tingkat kecamatan sampai pemerintah pusat.
Ia berharap, mahasiswa IPDN tidak hanya terpaku pada doktrin-doktrin sebagai abdi negara, tetapi memiliki wawasan yang luas, lebih komprehensif dan integral.
"Kami juga menargetkan bahwa IPDN harus sejajar dengan Akpol dan Akmil dalam proses rekrutmen, pendidikan, wawasan lebih komprehensif integral, tidak hanya terpaku pada doktrin-doktrin sebagai abdi negara," katanya.
Ia menyampaikan, mahasiswa maupun lulusan IPDN memiliki harga diri dan konsisten pada aturan, tidak takut untuk menegakan aturan serta siap menerima kritikan dan saran dari masyarakat.
Kinerja aparatur pemerintahan, lanjut dia, terus diawasi oleh masyarakat, juga tiga ribuan media massa elektronik dan cetak.
"Kita ini dimonitor media cetak, elektronik dan online ada tiga ribu lebih, belum kita bicara facebook, twitter yang mengurangi gerak bebas kita," katanya.
Ia mengintruksikan, seluruh aparatur pemerintah agar terbuka memberikan informasi kepada publik melalui media massa untuk membangun opini publik.
Aparatur pemerintah, lanjut dia, jangan takut memberikan informasi untuk mendapatkan respon dari masyarakat.
"Kita semua pemain lapangan di masyarakat, menjadi pemain yang harus bisa berkomunikasi," katanya.