Jakarta (Antara News) - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan pihaknya memberikan solusi jangka pendek untuk mengatasi kurangnya pasokan di daerah krisis listrik, yaitu dengan menyewa pembangkit bertenaga gas.

        "Dalam hal ini untuk program jangka pendek, kita akan mendorong supaya dilakukan sewa-sewa pembangkit listrik," kata Jarman dalam jumpa pers seusai sidang anggota Dewan Energi Nasional (DEN) di Jakarta, Kamis.

        Jarman menuturkan, berdasarkan data Kementerian ESDM, ada sembilan dari 22 sistem besar berdasarkan lokasi yang mengalami krisis listrik.

        Sembilan sistem tersebut adalah:
1. Bangka pasokan listrik 130 MW namun masih defisit -10,8 persen;
2. Sumatera-Aceh pasokan listrik 1.788 MW, defisit -9 persen;
3. Kalimantan Barat pasokan listrik 406 MW,defisit -8,4 persen;
4. NTB pasokan listrik 260 MW namun defisit -7,7 persen;
5. Sulawesi Utara, Tenggara dan Gorontalo pasokan listrik 520 MW, defisit -6,8 persen;
6. Maluku pasokan listrik 140 MW, defisit -3,8 persen;
7. Sumatera Bagian Selatan pasokan listrik 1.493 MW, defisit -4,1 persen;
8. Sumatera Barat-Riau pasokan listrik 1.194 MW, defisit -2,7 persen;
9. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pasokan listrik 543 MW dan defisit listrik mencapai -0,2 persen.

        "Ini yang harus segera kita percepat penanggulangannya. Kita siapkan dua program jangka panjang dan jangka pendek itu," katanya.

        Dengan menyewa pembangkit listrik tenaga gas, ia mengklaim volume penggunaan bahan bakar minyak bisa menurun secara berkala sekaligus mengatasi krisis listrik.

        "Makanya kalau ada gas, diusahakan sewa pakai gas. Kalau pun pakai BBM, penggunaan BBMnya harus turun. Porsi BBMnya turun setiap tahun sesuai dengan target," katanya.

        Ia mencontohkan skema itu sama seperti yang terjadi di Belawan, Sumatera Utara. Di sana, pembangkit listriknya yang telah mendapatkan pasokan gas sebanyak 140 juta kaki kubik bisa menghemat penggunaan BBM hingga 2 juta kiloliter setiap tahunnya. Kemudian, dari penghematan 2 juta kiloliter itu, dikurangi lagi jadi hanya setengahnya yang bisa digunakan.

        "Jadi meski pun mereka pakai BBM dengan menyewa, volume BBMnya bisa menurun dari tahun ke tahun," katanya.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024