Jayapura   (Antara News) - Pengusaha pengelola PT Alam Lestari Youtefa berniat mengembangkan wisata hutan di Teluk Youtefa, Distrik Sbepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

        "Saya ingin kembangkan 'life wisata hutan' di Teluk Youtefa Jayapura," kata Direktur PT Alam Lestari Youtefa Transtoto Handadari, di Jayapura, Kamis.

        Ia mengatakan, kawasan hutan di Teluk Youtefa itu cukup potensial untuk dikembangkan ke arah wisata.

        "Kawasan itu sangat menarik namun sampai sejauh ini tidak diketahui. Setelah saya tahu potensinya, saya akan coba kembangkan," ujarnya.

        Transtoto optimistis jika pengembangan wisata hutan itu terealisasi, maka akan memacu kemajuan Jayapura ke arah yang lebih baik.

        Saat mengembangkan "life wisata hutan" maka pengembangan kawasan lainnya Teluk Youtefa juga dengan sendirinya akan berkembang.

        Pria yang pernah bekerja di Departemen Kehutanan itu mengaku, sudah menyiapkan konsep pengembangan wilayah Teluk Youtefa.

        "Nanti kita akan membangun kawasan wisata yang begitu kompleks," ujarnya.

        Kendati demikian, Transtoto mengakui, pengembangan kawasan wisata hutan itu, harus dipadukan dengan usaha kepariwisataan lainnya di kawasan tersebut.

        Usaha kepariwisataan itu seperti penginapan/hotel, pusat bermain anak-anak, dan wisata kemasyarakatan lainnya.

        "Nanti ada tempat hiburan level masyarakat, kita bisa atur agar ada tempat penginapan di sana," ujar mantan Direktur Utama Perum Pro Tani itu.

        Transtoto mengaku sangat senang ketika membicarakan rencana pengembangan wisata itu dengan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano.

        "Kami sangat senang bisa ketemua pak Wali Kota dan kebetulan beliau adalah anak asli Jayapura, saya kira sangat beruntung bagi kami dan dia sangat beruntung," ujarnya.

        "Tentu banyak tantangan yang akan dilalui namun berbagai kesiapan sudah dilakukan. Kami sangat ingin masyarakat Papua khususnya di Jayapura memiliki sebuah kebanggaan yang tentunya akan sangat luar biasa," tambahnya.

        Sejauh ini, kata Trantoto, pengembangan wisata hutan masih terkendala perijinan. "Mudah-mudahan akhir tahun ini proses perijinan sudah selesai atau tidak awal tahun depan, dan langsung dikerjakan," ujarnya.

        Untuk tahap pertama, tambah dia, anggaran yang disiapkan untuk pengembangan wisata itu minimal sebesar Rp 50 - 100 miliar. "Tapi kita juga akan menggandeng pengusaha berduit lainnya untuk membantu," ujarnya.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024