Jakarta (Antara News) - Koordinator Residen Perserikatan Bangsa-Bangsa Douglas Broderick menyampaikan apresiasi atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru Indonesia Joko Widodo dan Jusuf Kalla di gedung MPRI, Jakarta.

        "Hari ini merupakan hari berbahagia. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, telah menyampaikan ucapan selamat dan kami sangat bahagia bisa berada di sini menyaksikan pelantikan," kata Broderick seusai acara pelantikan di Jakarta, Senin.

        Broderick mengatakan organisasi internasional tersebut menantikan kepemimpinan Joko Widodo agar dapat membawa kemakmuran dan kelanjutan pertumbuhan ekonomi yang menggapai semua lapisan masyarakat.

        Koordinator PBB juga mengapresiasi pidato Presiden Jokowi yang mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam membangun Indonesia.

        "Dia (Jokowi) memastikan seluruh warga berada di kapal yang sama dan rela turun ke lapangan untuk menolong warga Indonesia lain dalam mencapai pembangunan yang berkesinambungan serta pertumbuhan ekonomi yang merata," kata Broderick.

        Menurut Broderick, tantangan terbesar di era pemerintahan Jokowi adalah ketidakmerataan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat yang tersebar di beberapa daerah.

        "Namun hal itu dapat diatasi oleh Indonesia jika rakyat dan pemerintah bekerja bersama dalam pembangunan ekonomi," kata Broderick.

        Koordinator Residen PBB mengatakan Jokowi juga perlu menuntaskan masalah kualitas pendidikan yang ada di Indonesia agar tersebar dengan merata.

        "Presiden Jokowi telah menyebutkan pendidikan dalam pidatonya dan kami harap Indonesia dapat lebih berperan dalam pembangunan pendidikan," kata Broderick.

        
                        Tantangan Utama
   
        Koordinator PBB di Indonesia Douglas Broderick berpendapat bahwa tantangan utama bagi pemerintah Indonesia yang akan datang adalah mencari cara untuk menanggulangi ketimpangan atau kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

        "Saya pikir tantangan terbesar saat ini (untuk pemerintah baru Indonesia) adalah ketimpangan sosial. Gini index (indeks pengukur tingkat ketimpangan) Indonesia meningkat dari 0,31 menjadi 0,41. Hal ini akan menjadi tantangan yang sangat besar," kata Douglas Broderick.

        Namun, Broderick juga mengatakan tantangan dalam mengatasi masalah ketimpangan sosial itu bisa dihadapi bila semua pihak bekerja sama, baik pemerintah maupun masyarakat.  

        "Tantangan itu bisa dihadapi dengan kita semua bekerja sama dalam hal mengatasi kesenjangan sosial dalam populasi di berbagai wilayah Indonesia," ujar dia.

        Koordinator PBB itu berharap masa pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo dapat menjadi era baru bagi upaya pencapaian kemakmuran dan perluasan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

        "Kami juga berharap pemerintah dapat menjangkau masyarakat dan memastikan bahwa semua orang mendapatkan hak yang setara," ucap Broderick.

        Oleh karena itu, kata dia, PBB akan terus mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu Indonesia mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan merata.

        "Kami akan bekerja sangat keras bersama dengan pemerintah baru, terutama untuk mencari solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial," ujarnya.

        Pada kesempatan lain, Perdana Menteri Australia Tony Abbott berpendapat bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi akan menjadi era baru bagi pemerintahan Indonesia.

        "Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden yang hebat, dan Jokowi adalah figur presiden muda yang akan membawa era baru bagi Indonesia," ujar dia.

        Ia juga menyampaikan harapan agar Indonesia menjadi negara dan bangsa yang semakin baik di masa depan.

        "Dan sebagai sahabat dari Indonesia, kami menaruh harapan dan optimisme yang besar bagi masa depan Indonesia," kata Abbott.

Pewarta : Oleh Bayu Prasetyo dan Yuni Arisandy
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024