Jakarta (Antara News) - Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla mengucapkan sumpah presiden dan wakil peesiden di hadapan sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang digelar di Gedung MPR, Senin.
        "Demi Allah saya bersumpah akan mememnuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya," kata Jokowi sekitar pukul 10.30 WIB.
        Sumpah Presiden tersebut menandai peresmian Jokowi menjabat sebagai Presiden ke-7 Indonesia setelah Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
        Usai pengucapan sumpah Presiden dan Wakil Presiden serta dikuti penandatanganan oleh Jokowi dan Jusuf Kalla, Jokowi dan SBY bertukar tempat duduk. begitu pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Boediono.
        Pelantikan Jokowi-JK merupakan agenda tunggal dalam rapat paripurna MPR yang dipimpin ketua MPR Zulkifli Hasan tersebut.
        Acara pelantikan dimulai pukul 10.00 WIB dan dihadiri 672 dari 682 anggota MPR.
        Dalam kesempatan tersebut juga dihari oleh para mantan Presiden diantaranya BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri. Sementara mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Alm) diwakili istrinya Shinta Nuriyah. Tampak pula sejumlah mantan Wakil Presiden diantaranya Try Sutrisno dan Hamzah Haz.
        Dalam upacara pelantikan tersebut juga dihadiri oleh berbagai utusan negara sahabat di antaranya Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak, Sultan Brunei Hasanah Bolkiah.
        Perdana Menteri Australia Tony Abbot, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O Neill, Menteri Luara Negeri Amerika Serikat John Kerry.
        Begitu pula para Ketua Umum Partai Politik dan pesaing Jokowi-JK dalam pemilihan presiden lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa.

        Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengharapkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar sukses menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan hingga 2019.
        "Semoga Presiden dan Wakil Presiden sukses menjalankan pemerintahan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera dan bermartabat," kata Zulkifli Hasan pada pelantikan serta pengambilan sumpah dan janji terhadap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
        Zulkifli Hasan juga berharap Presiden dan Wakil Presiden serta semua penyelenggara negara di Indonesia dapat melaksanakan kewajibannya yakni menjalankan tugas-tugas konstitusional dengan baik.
        Sebelumnya, Zulkifli Hasan mengatakan, setelah pengucapan sumpah dan janji maka Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.
        "Dengan mengucapkan sumpah dan janji, maka saudara Joko Widodo dan saudara Jusuf Kalla telah resmi menjadi presiden Indonesia, untuk lima tahun ke depan," katanya.
        Zulkifli Hasan mengatakan hal itu setelah Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengikuti prosesi pengucapan sumpah dan janji.
        Acara pelantikan serta pengambilan sumpah dan janji presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 itu dihadiri sebanyak 672 anggota dari seluruhnya 692 anggota MPR RI.
        Setelah itu, Zulkifli memperilakan Joko Widodo untuk duduki kursi Presiden, serta mempersilakan Jusuf Kalla untuk duduki kursi Wakil Presiden.
        Zulkifli juga mengucapkan, selamat kepada Jokowi dan Jusuf Kalla yang mendapat kepercayaan rakyat untuk mempimpin Indonesia selama lima tahun ke dpean hingga 20 Oktober 2019.
        "Sebagai presiden dan wakil presiden, saudara bukan milik kelompok tertentu tapi miliki seluruh rakyat Indonesia," kata Zulkifli Hasan.
        Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk bekerja sama mendorong kemajuan Indonesia lima tahun mendatang menjadi bangsa yang berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi.
        "Ini saatnya kita bersama-sama mengikuti ujian sejarah yang berat. Mendorong Indonesia menjadi berdaulat dalam politik, berdikari secara ekonomi dan bangsa yang berbudaya," kata Presiden dalam pidato pertamanya usai dilantik menjadi Presiden RI ketujuh di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Senin.
        Presiden mengatakan semua capaian keberhasilan dapat digapai dengan kerja sama semua pihak dalam semangat gotong royong.
        "Kita tidak akan pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras. Pemerintah akan memastikan di seluruh pelosok di tanah air akan merasakan pelayanan pemerintah. Saya juga mengajak lembaga negara untuk bekeja sesuai tugas masing-masing," katanya.
        Ia menambahkan,"kepada para nelayan, buruh, tani, pedagang baso, supir, pengusaha dan profesional untuk bergotong royong karena ini momen sejarah bagi kita semua untuk bekerja."
        "Kita juga ingin hadir diantara bangsa dan kehormatan dan harga diri. Bangsa yang bisa menyusun peradaban sendiri, keluhuran bagi peradaban global," tegasnya.
        Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kepresidenan pertamanya menegaskan Indonesia tetap terus mengembangkan politik luar negeri bebas aktif.
        "Saya ingin menegaskan di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia sebagai negara kepulauan dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional dan turut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarakan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," kata Presiden Jokowi.
        Jokowi dalam kesempatan tersebut juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
        "Pada kesempatan yang bersejarah ini saya atas nama pribadi atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, dan atas nama Bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Profesor Doktor Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun ini," katanya.
        Presiden Joko Widodo juga menyampaikan, dalam pidato pertamanya, akan mengembalikan kejayaan maritim Bangsa Indonesia.
        "Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk, kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga 'Jalesveva Jayammahe', di laut justru kita jaya, sebagaimana semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali lagi membahana," kata Presiden Jokowi di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
        Presiden Jokowi menyerukan kepada Bangsa Indonesia untuk bekerja keras karena maritim merupakan masa depan negara.
        "Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan  Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita," kata Presiden.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024