Magelang (Antara News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014 berpamitan kepada para taruna Akmil, AAL, AAU, Akademi Kepolisian serta jajaran TNI dan Polri di Akademi Militer Magelang, Jumat.
        "Pada 20 Oktober yang akan datang secara resmi saya akan mengakhiri tugas, saya mohon izin di hadapan jajaran TNI/Polri," katanya saat memberikan pengarahan kepada para taruna Akmil, Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Kepolisian serta jajaran TNI dan Polri di Lapangan Sapta Marga Akmil.    
        Hadir pada acara tersebut, antara lain Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kasad Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
        "Terima kasih atas dukungan kebersamaan dan pelaksanaan tugas jajaran TNI/Polri. Meskipun saya tidak lagi menjadi presiden, akan tetap berbakti kepada bangsa dan negara," katanya.
        Ia mengatakan pada 20 Oktober 2014 bangsa Indonesia akan memiliki presiden dan pemerintahan baru.
        "Laksanakan tugas yang diberikan oleh pemimpin dan pemerintahan baru nanti dengan sebaik-baiknya. Saya mendoakan agar semua TNI dan Polri tetap berjaya, sampaikan salam saya kepada seluruh keluarga jajaran TNI dan Polri. Semoga Tuhan YME senantiasa melindungi kita semua," katanya.
        Di depan para prajurit TNI, Presiden juga mengungkapkan kebanggaannya pada para prajurit, seraya berpesan agar TNI dan Polri tetap kuat agar negara Indonesia makin kuat.
        Ia mengatakan ancaman bisa muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berpotensi mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain ancaman insurgensi, terorisme, ancaman tradisional dan potensi pemberontakan.
        Pascaperang dunia kedua, katanya, dunia masih dalan kondisi tidak stabil, dipenuhi konflik, peperangan, dan aksi-aksi teror.
        Menurut dia ancaman tersebut harus dihadapi dan ditanggulangi oleh TNI dan Polri. Untuk itu, para prajurit mesti meningkatkan upaya pelatihan, taktik, dan strategi agar lebih tahan dengan berbagai ancaman dan tantangan untuk menjaga keutuhan NKRI.
         Presiden menegaskan TNI harus kuat agar mampu menjaga kedaulatan negara dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang berkembang di era global. "Dunia terus berubah, Indonesia juga terus berubah, tantangan dan anacaman yang dihadapi juga terus berekembang dari masa ke masa. Maka misi atau tugas pokok kita dan tugas kita tidaklah menjadi samekin ringan, oleh karena itu diperlukan kekuatan yang tangguh utamanya kekuatan TNI,"  kata Presiden.
        Presiden menjelaskan, meski era perang dingin antara Barat dan Timur sudah tidak ada lagi, namun dunia tetap belum stabil.
        Konflik, ketegangan bahkan perang masih terjadi diberbagai penjuru dunia, mulai Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, keteganagan di Asia Timur dan berbagai belahan dunia lainnya. Ancaman insurgency (pemberontakan) dan aksi-aksi terorrisme masih terus berlanjut.
        "Menunjukan dunia tidak stabil dan dunia belum dapat dikatakan damai, ancaman setiap saat datang termasuk ancaman thd negara kesatauan RI, oki Ind harus siap, TNI harus siap, Polri harus siap, kita semua harus siap," kata Presiden.
        Kepala Negara menyatakan, penguatan TNI tidak hanya dengan meningkatkan kecukupan jumlah tentara, modernisasi alutsista, dan peningkatan logistik semata.
        Namun juga didukung oleh strategi, taktik dan doktrin yang tepat dan peningkatan pelatihan dan pendidikan prajurit.
        Presiden mengingatkan agar TNI terus menggali dan belajar dari berbagai pengalaman di dunia. Banyak negara maju yang gagal menyelesaikan peperangan meski didukung persenjataan yang canggih dan logistik yang kuat.
        "Banyak negara maju yang tidak berhasil benar mengatasi aksi-aksi insurgency di berbagai negara, negara maju memiliki keunggulan teknologi, memiliki kecanggihan persenjataan militer dan logistik tidak terbatas karena ekonomi kuat, tetapi ternyata seringkali mereka tidak bisa memenangkan peperangan. Ini harus kita pelajari," kata Presiden.
        Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono meresmikan pembentukan skuadron udara - 16 (Vijayakantaka Abhyastivirayate) dan Batalyon Infanteri - 10 Marinir Satria Bhumi Yudha yang sempat tertunda sebelumnya karena kesibukannya akhir-akhir ini.
        Acara yang sekaligus perpisahan SBY sebagai presiden tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Panglima TNI Moeldoko, Kepala Kepolisian RI Sutarman, para kepala staf angkatan dan jajaran petinggi TNI.
        Acara tersebut juga dihibur oleh pertunjukan drumband dari para perwira tinggi dan Taruna Akmil.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024