Palu (Antara News) - Seorang peneliti di Sulawesi Tengah, Idris Tinulele mengatakan hingga kini sebanyak 265 jenis burung hidup dan berkembangbiak di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).
"Kalau di Sulawesi ada sekitar 400 jenis burung," katanya di Palu, Selasa.
Ia mengatakan setiap tahunnya ada spesies baru burung yang ditemukan dalam kawasan hutan lindung itu.
Berbagai jenis burung yang selama ini bisa dijumpai di TNLL antara lain elang, kakatua, nuri, maleo atau maleo senkawor (macrocephalon maleo),gagak (corvus unicolor), kakatua kecil jambul Kuning (cacatua sulphurea), kacamata (zosterops nehrkorni), madu (aethopyga duyvenbodei), burung elangg bondol, rangkong, alo, jalak tunggir merah (scissirostrum dubium ), dan burung kipasan Sulawesi (rhipidura teysmann).
Menurut dia, salah satu daya tarik para wisatawan mancanegara datang ke Sulteng karena ingin melihat burung yang ada di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Dua wilayah yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara adalah Danau Tambing yang terletak di Dataran Napu, Lore Utara, Kabupaten Poso dan Danau Lindu di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.
Di sekitar dua danau yang cukup indah tersebut terdapat banyak sekali jenis burung cantik menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Namun, kata Idris, banyak orang yang tidak bertangung jawab memburu beberapa jenis burung untuk diperdagangkan.
Dikhawatirkan, jika terus terjadi perburuan, maka populasi burung di Kawasan TNLL akan semakin berkurang. Padahal salah satu tujuan dari para wisatawan mancanegara berkunjung di kawasan itu hanya untuk melihat keindahan dan kicauan burung-burung.
Karena itu, Idris yang pegiat lingkungan hidup, khususnya burung di Kawasan TNLL, meminta masyarakat untuk tidak lagi memburunya, tetapi justru menjaga dengan baik sebagai aset dan sumber untuk meraup devisa.
Idris yang juga seorang pemandu wisata itu menambahkan kebanyakan wisatawan yang datang dan berkunjung ke TNLL berasal dari Inggris dan Amerika.
"Dan rata-rata yang mereka paling suka dan sangat tertarik pada burung," katanya.
Sementara Kepala Bidang Teknik Konservasi Balai Besar TNLL Ahmad Yani membenarkan salah satu daya tarik wisatawan di Kawasan Taman Nasional adalah melihat keberadaan burung-burung yang ada di kawasan itu.
Ia mengaku jumlah burung yang hidup dan berkembangbiak selama ini di Kawasan TNLL mencapai ratusan jenis. Bahkan TNLL merupakan pusat habitat berbagai jenis burung.
"Kalau di Sulawesi ada sekitar 400 jenis burung," katanya di Palu, Selasa.
Ia mengatakan setiap tahunnya ada spesies baru burung yang ditemukan dalam kawasan hutan lindung itu.
Berbagai jenis burung yang selama ini bisa dijumpai di TNLL antara lain elang, kakatua, nuri, maleo atau maleo senkawor (macrocephalon maleo),gagak (corvus unicolor), kakatua kecil jambul Kuning (cacatua sulphurea), kacamata (zosterops nehrkorni), madu (aethopyga duyvenbodei), burung elangg bondol, rangkong, alo, jalak tunggir merah (scissirostrum dubium ), dan burung kipasan Sulawesi (rhipidura teysmann).
Menurut dia, salah satu daya tarik para wisatawan mancanegara datang ke Sulteng karena ingin melihat burung yang ada di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Dua wilayah yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara adalah Danau Tambing yang terletak di Dataran Napu, Lore Utara, Kabupaten Poso dan Danau Lindu di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.
Di sekitar dua danau yang cukup indah tersebut terdapat banyak sekali jenis burung cantik menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Namun, kata Idris, banyak orang yang tidak bertangung jawab memburu beberapa jenis burung untuk diperdagangkan.
Dikhawatirkan, jika terus terjadi perburuan, maka populasi burung di Kawasan TNLL akan semakin berkurang. Padahal salah satu tujuan dari para wisatawan mancanegara berkunjung di kawasan itu hanya untuk melihat keindahan dan kicauan burung-burung.
Karena itu, Idris yang pegiat lingkungan hidup, khususnya burung di Kawasan TNLL, meminta masyarakat untuk tidak lagi memburunya, tetapi justru menjaga dengan baik sebagai aset dan sumber untuk meraup devisa.
Idris yang juga seorang pemandu wisata itu menambahkan kebanyakan wisatawan yang datang dan berkunjung ke TNLL berasal dari Inggris dan Amerika.
"Dan rata-rata yang mereka paling suka dan sangat tertarik pada burung," katanya.
Sementara Kepala Bidang Teknik Konservasi Balai Besar TNLL Ahmad Yani membenarkan salah satu daya tarik wisatawan di Kawasan Taman Nasional adalah melihat keberadaan burung-burung yang ada di kawasan itu.
Ia mengaku jumlah burung yang hidup dan berkembangbiak selama ini di Kawasan TNLL mencapai ratusan jenis. Bahkan TNLL merupakan pusat habitat berbagai jenis burung.