Kendari (Antara News) - Harga komoditi andalan Sulawesi Tenggara kakao di tingkat petani, pedagang pengumpul dan pedagang antarpulau naik rata-rata Rp2.000 hingga Rp2.500 per kilogram.

"Kalau pada akhir Agustus 2014, harga kakao ditingkat petan produsen dengan kadar air tujuh persen Rp25.000 kini sudah mencapai Rp27.000 per kg," kata Udin, salah seorang petani produsen di kabupaten Konawe, Selasa.

Pantauan di sejumlah pedagang pengumpul maupun ditingkat petani menyebutkan, Selasa, kenaikan harga kakao dalam dua pekan terakhir ini menyusul kualitas panen kakao petani jauh lebih bagus dibanding dengan sebelumnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga kakao tersebut juga terjadi pada pedagang pengumpul maupun pedagang antar pulau.

Harga kakao ditingkat pedagang pengumpul kini naik menjadi Rp30.000 per kg yang sebelumnya Rp27.500 per kg dan pada tingkat pedagang antar pulau menjadi Rp35.000 per kg yang sebelumnya Rp33.000 per kg dengan kadar air yang sama.

Sementara harga biji kakao dengan kadar air sepuluh persen ke atas maka mengalami penurunan dengan selisih lebih rendah Rp500 hingga Rp750 per kilogram dengan harga biji kakao yang kadar air di bawah tujuh persen.

"Untuk akhir-akhir ini, produksi kakao petani umumnya tergolong di atas kadar air tujuh persen karena faktor kemarau panjang yang memberi harpan baik bagi petani untuk mengeringkan kakaonya walau tidak melalui fermentasi khusus," ujar H.Safruddin, salah seorang kepala seksi di Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra.

Selain kakao yang harganya naik, kata dia sejumlah komoditi perkebunan juga mengalami kenaikan seperti cengkeh, pada tingkat petani produsen naik menjadi Rp118.000 per kg yang sebelumnya hanya Rp100.000 per kg dan Rp120.000 hingga Rp127.000 per kg pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang antar pulau.

Pewarta : Oleh: Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024