Ternate (Antara News) - Harga cengkeh di Ternate, Maluku Utara (Malut), dalam sebulan terakhir terus menurun hingga Rp125 ribu per kg, menyusul berkurangnya permintaan komoditi itu dari luar Malut
    "Pada pekan lalu, harga cengkeh di berbagai pengusaha cengkeh di Ternate, Rp145 ribu per kg, namun sampai akhir pekan ini, harga cengkeh terus merosot hingga mencapai Rp125 per kg, menyusul belum adanya permintaan dari daerah tujuan antarpulau cengkeh Malut," kata salah seorang pengusaha pengumpul cengkeh di Ternate, Hi Darmin Muhammad di Ternate, Minggu.

         Menurut sejumlah pengusaha pengumpul cengkeh di Ternate mengaku, harga cengkeh yang pada pekan lalu memang Rp145 ribu per kg dan harganya terus turun sampai Rp125 ribu per kg, bahkan para petani cengkeh hingga kini tak menjual komoditinya karena belum datangnya musim panen.

         Ia mengatakan, harga cengkeh tersebut diperkirakan akan bergerak naik, bahkan tidak tertutup kemungkinan, kenaikan selama dua kali dalam dua pekan terakhir ini tersebut karena pada bulan depan, sejumlah daerah terutama di Kabupaten Halmahera Selatan akan memulai masa panen.

         Dirinya memprediksi naiknya harga cengkeh di daerah tujuan antarpulau baik Pulau Sulawesi dan Surabaya, jika datang musim panen cengkeh nanti yang diperkirakan pada Desember 2014.

         Selain itu, karena banyaknya pengusaha pengumpul dari luar Malut yang datang membeli langsung cengkeh ke sejumlah sentra produksi cengkeh di berbagai kabupaten dan kota di Malut.

         Ia mengatakan, para petani cengkeh di Kota Ternate dan berbagai kabupaten di Malut juga sekarang masih banyak yang menimbun cengkehnya, karena mereka ingin menjual cengkehnya jika harga cengkeh berada di atas Rp200 ribu per kg.

         Hal itu didasarkan pada pengalaman tahun lalu, karena saat itu harga cengkeh setelah beberapa bulan musim panen melonjak sampai Rp240 ribu per kg.

         Sementara itu, berbeda dengan harga cengkeh, sejumlah harga sejumlah komoditi perkebunan seperti harga biji pala sejak sebulan terakhir mengalami penurunan, yakni dari Rp90 ribu per kg turun ke Rp85 ribu per kg. Akan tetapi, harga biji pala ini diprediksi akan terus naik, karena stok semakin berkurang, sedangkan permintaan antarpulau tetap tinggi.

Pewarta : Abdul Fatah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024