Kendari (Antara News) - Jasa penyeberangan kapal fery yang selama ini hanya mampu memuat kendaraan roda empat sebanyak 4-6 unit dari dan Kendari ke Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan kini akan dirotasi dengan fery yang bermuatan 18-21 kendaraan roda empat campuran.
"Penambahan kapasitas kapal fery yang berdaya muat lebih besar itu sebagai wujud permintaan pemerintah dan masyarakat setelah wilayah itu mekar sepuluh bulan terakhir," kata Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs H Burhanuddin HS.Noy di Kendari, Rabu.
Menurut Burhanuddin, kapal fery KMP Ariwangan yang selama ini beroperasi diwilayah dari dan ke pelabuhan Kendari-Wawonii akan diganti dengan KMP Semumu yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan Tampo-Torobulu (kabupaten Muna-Konawe Selatan).
"Ujicoba pengoperasian KMP Semumu dijadwalkan minggu pertama September 2014 sudah melayari penyeberangaan pelabuhan Kendari-Wawonii," katanya seraya menambahakan bahwa surat persetujuan pengoperasian kapal fery tersebut juga sudang dalam proses persetujuan dari perum ASDP Kota Baubau.
Ia menambahkan, kelebihan lain KMP Semumu juga akan mampu memuat kendaraan roda dua sebanyak 100 unit dan penumpang dan barang bawaan sebanyak 250-300 orang. Sedangkan KMP Ariwangan hanya mampu memuat kendaraan roda empat 4-6 unit, roda dua 25-40 unit dan 100 orang penumpang.
Sementara KMP Ariwangan akan beroperasi dengan rute baru di pelabuhan penyeberangan Wanci (Wakatobi) menuju Kamaru Kabupaten Buton sekaligus menggantikan KMP Iriene yang dialihkan ke rute penyebarangan lintas Kota Baubau-Kamaru.
Pejabat Bupati Konawe Kepulauan, H Nur Sinapoy dalam keterangan terpisah mengatakan, permintaan penambahan kapal fery yang berkapasitas lebih besar dari sebelumnya diakuinya sudah lama dinantikan.
"Dengan pergantian kapal fery berdaya muat yang lebih besar itu adalah hal yang sudah lama dinantitakn pemerintah dan masyarakat di Langara-Wawonii sebagai wilayah yang baru mekar dari Kabupaten Konawe," ujaranya.
Disisi lain, perekonomian masyarakat yang selama ini berpenghasilan dari hasil prikanan laut dan perkebunan (kopra dan cengkih) akan lebih leluasa mengirim hasil panen mereka yang selama ini menggunakan kapal-kapal rakyat dengan kapasitas muat terbatas.
"Penambahan kapasitas kapal fery yang berdaya muat lebih besar itu sebagai wujud permintaan pemerintah dan masyarakat setelah wilayah itu mekar sepuluh bulan terakhir," kata Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs H Burhanuddin HS.Noy di Kendari, Rabu.
Menurut Burhanuddin, kapal fery KMP Ariwangan yang selama ini beroperasi diwilayah dari dan ke pelabuhan Kendari-Wawonii akan diganti dengan KMP Semumu yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan Tampo-Torobulu (kabupaten Muna-Konawe Selatan).
"Ujicoba pengoperasian KMP Semumu dijadwalkan minggu pertama September 2014 sudah melayari penyeberangaan pelabuhan Kendari-Wawonii," katanya seraya menambahakan bahwa surat persetujuan pengoperasian kapal fery tersebut juga sudang dalam proses persetujuan dari perum ASDP Kota Baubau.
Ia menambahkan, kelebihan lain KMP Semumu juga akan mampu memuat kendaraan roda dua sebanyak 100 unit dan penumpang dan barang bawaan sebanyak 250-300 orang. Sedangkan KMP Ariwangan hanya mampu memuat kendaraan roda empat 4-6 unit, roda dua 25-40 unit dan 100 orang penumpang.
Sementara KMP Ariwangan akan beroperasi dengan rute baru di pelabuhan penyeberangan Wanci (Wakatobi) menuju Kamaru Kabupaten Buton sekaligus menggantikan KMP Iriene yang dialihkan ke rute penyebarangan lintas Kota Baubau-Kamaru.
Pejabat Bupati Konawe Kepulauan, H Nur Sinapoy dalam keterangan terpisah mengatakan, permintaan penambahan kapal fery yang berkapasitas lebih besar dari sebelumnya diakuinya sudah lama dinantikan.
"Dengan pergantian kapal fery berdaya muat yang lebih besar itu adalah hal yang sudah lama dinantitakn pemerintah dan masyarakat di Langara-Wawonii sebagai wilayah yang baru mekar dari Kabupaten Konawe," ujaranya.
Disisi lain, perekonomian masyarakat yang selama ini berpenghasilan dari hasil prikanan laut dan perkebunan (kopra dan cengkih) akan lebih leluasa mengirim hasil panen mereka yang selama ini menggunakan kapal-kapal rakyat dengan kapasitas muat terbatas.