Jakarta (Antara News) - Bank Indonesia resmi meluncurkan uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 (seratus ribu rupiah) baru tahun 2014 di Jakarta, Senin.

         Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan peluncuran uang pecahan baru tersebut merupakan penguatan rupiah sebagai mata uang yang menjadi simbol kedaulatan Republik Indonesia dan sebagai alat pembayaran yang sah di Tanah Air.

         "Peluncuran uang kertas ini untuk menegaskan makna filosofi rupiah sebagai simobl yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujar Agus saat peluncuran resmi uang pecahan seratus ribu baru tersebut yang juga dihadiri Menteri Keuangan Chatib Basri di Jakarta, Senin.

         Agus menuturkan, terdapat dua perbedaan utama pada uang kertas pecahan seratus ribu baru dibandingkan yang lama yakni adanya frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia di sisi kiri bawah uang dan penandatangan uang juga dilakukan oleh Menteri Keuangan yang sebelumnya hanya ditandatangani oleh Gubernur BI.

         Ia juga menyatakan keprihatinan masih banyaknya pihak-pihak yang belum menjalankan amanat undang-undang dengan baik untuk menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran di dalam negeri.

         "Sebagai contoh transaksi daerah perbatasan pake non rupiah. Lebih prihatin ada dicantumkan harga tarif barang dan jasa dalam valas," kata Agus.

         Menurut Agus, hal tersebut telah menciderai amanat undang-undang dan memiliki konsekuensi hukum tersendiri. Selain itu, dari sisi implikasi kebangsaan, hal itu tidak menghormati bangsa dan negara.

         "Dimungkinan untuk bertransaksi valas, di pasar valas. Tapi dalam bertransaksi residen dengan residen harus dilakukan dengan rupiah," ujarnya.

         Agus juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mendorong terjadinya transaksi di Indonesia untuk tetap menggunakan rupiah, seperti transaksi yang dilakukan di pelabuhan Tanjung Priok.

         Ia pun mendorong penggunaan uang non tunai dalam bertransaksi sehingga pengeluaran dan penerimaan negara dapat terjaga transparansi dan akuntabilitasnya.

Pewarta : Oleh Citro Atmoko
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024