Mataram  (Antara News)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, siap menerbitkan khotbah Shalat Jumat tentang pelarangan dan mewaspadai ajaran "Islamic State of Irak and Syiria" (ISIS) di daerah itu.

         "Kita menargetkan pada Jumat pekan depan khotbah tentang pelarangan dan mewaspadi ajaran ISIS sudah bisa disampaikan di masjid-masjid," kata Ketua MUI Kota Mataram H Muhtar di Mataram, Sabtu.

         Penerbitan khotbah larangan ISIS tersebut dinilai penting, karena MUI sendiri menyatakan dengan tegas melarang dan tidak menerima ajaran ISIS masuk ke Kota Mataram, sebab ajaran dan paham yang diberikan terlalu keras seperti halnya teroris.

         Sehubungan hal itu, kata Muhtar, untuk menyusun Khotbah Jumat pihaknya akan melihat redaksi pesan dari pemerintah pusat yang sebelumnya juga pernah sampaikan tentang mewaspadai aksi teroris.

         Dalam Khotbah Shalat Jumat itu, sejumlah pesan yang akan disampaikan antara lain, penjelasan ajaran dan syariat Islam yang sesungguhnya dan seperti apa gambaran paham yang disampaikan oleh gerakan ISIS yang harus diwaspadai.

        "Sebelum khotbah diterbitkan, kami tentu akan melakukan koordinasi dengan Wali Kota Mataram, pihak kepolisian dan pihak-pihak terkait lainnya," katanya.

         Hal itu dimaksudkan sebagai usaha bersama menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban serta kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram.

         Di sisi lain, kata dia, MUI sangat setuju dengan telah sebarnya spanduk-spanduk yang berisi memberikan pesan agar masayarakat mewaspadai ISIS yang dilakukan oleh jajaran Polres Mataram.

         Langkah itu juga dinilai efektif sebagai bentuk antisipasi dan sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarat tidak lengah dan tetap meningkatkan kewaspadaan kendati ISIS belum terdeteksi di Kota Mataram.

         Walaupun sebelumnya, pihak kepolisian Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menemukan indikasi keberadaan gerakan itu di daerah Bima, Nusa Tenggara Barat, dengan adanya penyebaran rekaman video yang dilakukan oleh salah satu kelompok yang mendukung gerakan tersebut.

         Isi rekaman video tersebut menyatakan sebuah dukungan kepada gerakan radikal itu dalam bentuk doa, bukan mengajak untuk berjihad.

         Dalam kaitan itu, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap gerakan tersebut guna mengetahui maksud dan tujuan dari kelompok pro ISIS itu.

Pewarta : Nirkomala
Editor :
Copyright © ANTARA 2024