Jakarta (Antara News) - Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengatakan kawasan Indonesia timur yang memiliki potensi minyak dan gas masih memiliki daya tarik bagi para investor meski memiliki banyak kendala.

        "Investasi di bidang migas secara umum masih diminati, termasuk ekplorasi dan eksploitasi di kawasan Indonesia timur," kata Gde di kantornya, Jakarta, Kamis.

        Saat memaparkan kinerja semester I SKK Migas, Gde mengatakan investor yang meminati kawasan timur bervariasi baik dari dalam negeri atau luar negeri. Mereka banyak menyasar potensi cadangan gas bumi yang terkandung di sejumlah area, seperti di kawasan Papua yang memiliki cadangan sebesar23,46 TSCF dan di kawasan pulau Sulawesi sebelah timur memiliki cadangan gas sebanyak 2,56 TSCF.

        Sementara itu, cadangan minyak di Indonesia kawasan timur seperti di pulau Papua 61,7 MMSTB dan pulau Sulawesi mencapai 50,17 MMSTB.

        Dia mengakui banyak kekhawatiran dari investor yang hendak menanamkan modalnya menemui kekhawatiran terkait ketidakpastian mendapatkan ladang migas yang produktif.

        "Memang resiko eksplorasi migas itu memiliki resiko yang besar. Eksplorasi satu sumur migas saja membutuhkan dana sekitar USD700 juta. Kalau berhasil mendapatkan sumur produktif tentu akan sangat baik, tapi sebaliknya jika sumur kering ya 'wassalam'," kata dia.

        Secara umum, kata Gde, kendala investasi di kawasan timur adalah permasalahan infrastruktur.

        "Di Indonesia timur memang diakui sebagian besar kendala masih didominasi lahan hijau yang belum tersentuh. Sehingga akses transportasi dan infrastruktur memang jadi kendala tersendiri. Dengan begitu, infrastukrur harus disediakan dari awal," kata dia.

        SKK Migas mencatat, total cadangan minyak di seluruh Indonesia sebesar 7.389,58 MMSTB dan gas 149,98 TSCF.

Pewarta : Oleh Anom Prihantoro
Editor :
Copyright © ANTARA 2024