Kendari, (Antara News) - Menjelang puasa Ramadhan 1435 hijriah 2014 sejumlah rumah makan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mulai tutup atau tidak membuka layanan jasa, dan kalaupun masih ada yang buka hanya satu atau dua rumah makan saja.
Pantauan di sejumlah pusat perbelanjaan dan tempat-tempat khusus penjualan makanan siap saji di Kendari, Jumat, pengakuan para pemilik rumah makan mengatakan, sejak pagi hingga sore ini tidak ada lagi aktivitas.
Di rumah makan Pendowo (makanan siap saji), dan rumah makan has daerah yang menjual Sinoggi dan rumah makan yang menjual sup saudara dan coto (makanan khas Makassar) juga sudah tutup.
"Untuk menyambut ibadah puasa, kami sudah dua hari ini tutup yakni sejak Kamis 26/6," kata Ny Irma, salah seorang pemilik rumah makan di jalan Abdullah Silondae.
Ia mengatakan keluarganya yang masuk dalam organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah sudah mulai berpuasa Sabtu (28/6) besok, makanya suadah tutup.
Hal yang sama juga dialami penjual bakso dibilangan bundaran Wuawua dan Mandonga, juga sudah tidak membuka layanan jasa, tidak berjualan lagi untuk menghormati warga Muhammadiyah yang sudah berpuasa lebih awal dibanding warga Nahdatul Ulama (umum pemerintah).
"Kami menghargai sesama umat yang sudah berpuasa mulai esok hari ini," ujarnya. Sebelumnya Kepala Kantor Kementerian Agama Sultra melalui Kabag Humas Mustamin Syaefuddin mengimbau pedagang makanan agar tidak berjualan pada siang hari secara vulgar saat umat Muslim menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
"Kami harap mereka tidak berjualan khusus di bulan puasa ini saja, tetapi kalau mau berjualan kerena ada saudara kita yang non-muslim agar jangan vulgar," ujarnya.
Menurut dia, sebaiknya para pedagang makanan hendaknya berjualan pada waktu sore sebelum berbuka sampai pada waktu sebelum Imsak.
Pantauan di sejumlah pusat perbelanjaan dan tempat-tempat khusus penjualan makanan siap saji di Kendari, Jumat, pengakuan para pemilik rumah makan mengatakan, sejak pagi hingga sore ini tidak ada lagi aktivitas.
Di rumah makan Pendowo (makanan siap saji), dan rumah makan has daerah yang menjual Sinoggi dan rumah makan yang menjual sup saudara dan coto (makanan khas Makassar) juga sudah tutup.
"Untuk menyambut ibadah puasa, kami sudah dua hari ini tutup yakni sejak Kamis 26/6," kata Ny Irma, salah seorang pemilik rumah makan di jalan Abdullah Silondae.
Ia mengatakan keluarganya yang masuk dalam organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah sudah mulai berpuasa Sabtu (28/6) besok, makanya suadah tutup.
Hal yang sama juga dialami penjual bakso dibilangan bundaran Wuawua dan Mandonga, juga sudah tidak membuka layanan jasa, tidak berjualan lagi untuk menghormati warga Muhammadiyah yang sudah berpuasa lebih awal dibanding warga Nahdatul Ulama (umum pemerintah).
"Kami menghargai sesama umat yang sudah berpuasa mulai esok hari ini," ujarnya. Sebelumnya Kepala Kantor Kementerian Agama Sultra melalui Kabag Humas Mustamin Syaefuddin mengimbau pedagang makanan agar tidak berjualan pada siang hari secara vulgar saat umat Muslim menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
"Kami harap mereka tidak berjualan khusus di bulan puasa ini saja, tetapi kalau mau berjualan kerena ada saudara kita yang non-muslim agar jangan vulgar," ujarnya.
Menurut dia, sebaiknya para pedagang makanan hendaknya berjualan pada waktu sore sebelum berbuka sampai pada waktu sebelum Imsak.