Kendari (Antara News) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tenggara, tengah meneliti perairan laut Selat Tiworo, Kabupaten Muna, untuk dijadikan pusat pengembangan dan pengelolaan rajungan secara lestari dan berkelanjutan.

"Dalam meneliti kemungkinan perairan laut selat Tiworo jadi pusat pengembangan dan pengelolaan rajungan di Indonesia, kami menjalin kerja sama dengan peneliti dari Universita Haluoleo Kendari," kata Kepala Dinas KP Sultra Askabul Kijo di Kendari, Senin.

Menurut dia, perairan laut wilayah pesisir di Sultra, terutama di perairan laut Selat Tiworo, memiliki populasi kepiting rajungan cukup melimpah.

Agar populasi rajungan tersebut tetap terjaga, kata dia, maka dalam pemanfaatannya diperlukan upaya-upaya pengembangan dan pengelolaan secara lestari dan berkelanjutan.

"Dalam memanfaatkan rajungan, para nelayan tidak boleh menangkap rajungan yang ukurannya masih kecil. Ukuran rajungan yang dibolehkan ditangkap hanya rajungan berukuran panjang badan minimal 10 senti meter," katanya.

Ia mengatakan kepiting rajungan merupakan salah satu komoditi perikanan yang sangat penting bagi masyarakat dan nelayan di Sultra, bahkan Indonesia.

Pemanfatan komoditas tersebut secara komersial di Sultra kata dia, telah berkembang sangat pesat selama beberapa tahun terakhir.

"Rajungan asal Sultra, banyak di eskpor ke berbagai negara di dunia, terutama ke Jepang, Hongkong dan China," katanya.

Pewarta : Oleh: Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024