London (Antara News) - Wali Kota Roma Ingnazio Marino menawarkan diri untuk membantu pengusaha Indonesia yang berminat membuka restoran khas Nusantara di ibu kota Italia tersebut.
Tawaran itu disampaikan Wali Kota Ingnazio Marino ketika menerima kunjungan kehormatan Dubes RI untuk Italia, August Parengkuan di ruang kerja Wali Kota Roma, demikian Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Kamis.
"Kami akan membantu pengurusan perizinan dalam kaitan menerobos birokrasi bagi pengusaha Indonesia yang berminat membuka restoran khas di Roma," ucap Ignazio Marino.
Di Kota Roma, hingga kini belum ada restoran yang menjual makanan Indonesia. Roma setiap tahun dipadati arus wisata yang cukup, mencapai 50 juta orang. Sementara kunjungan wisatawan Indonesia ke Roma sekitar 200.000 orang setiap tahunnya.
Restoran dengan makanan China, Thailand dan Jepang, juga tidak terlalu banyak, padahal di Roma terdapat lembaga-lembaga PBB yang karyawan dan diplomatnya mencapai ratusan orang. Selain itu delegasi berdatangan dari lima benua, Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia.
Ignazio Marino yang sudah setahun menjadi Wali Kota Roma, menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama dengan Indonesia sebagai negara dengan multietnis.
"Untuk meningkatkan hubungan antarmasyarakat people to people contact saya mempersilakan Indonesia memanfaatkan berbagai tempat strategis bagi promosi seni budaya Indonesia," ujar Ignazio Marino.
Menurut Ignazio Marino, hal ini penting agar warga Roma mengenal lebih jauh akan budaya Indonesia sebagai negara Asia yang namanya mulai diperhitungkan, ujar Ignazio Marino, yang sebelum menjadi Wali Kota Roma dikenal di AS dan Eropa sebagai dokter ahli transplantasi lever. Ia dikenal sebagai wali kota yang sangat merakyat.
Tawaran itu disampaikan Wali Kota Ingnazio Marino ketika menerima kunjungan kehormatan Dubes RI untuk Italia, August Parengkuan di ruang kerja Wali Kota Roma, demikian Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Kamis.
"Kami akan membantu pengurusan perizinan dalam kaitan menerobos birokrasi bagi pengusaha Indonesia yang berminat membuka restoran khas di Roma," ucap Ignazio Marino.
Di Kota Roma, hingga kini belum ada restoran yang menjual makanan Indonesia. Roma setiap tahun dipadati arus wisata yang cukup, mencapai 50 juta orang. Sementara kunjungan wisatawan Indonesia ke Roma sekitar 200.000 orang setiap tahunnya.
Restoran dengan makanan China, Thailand dan Jepang, juga tidak terlalu banyak, padahal di Roma terdapat lembaga-lembaga PBB yang karyawan dan diplomatnya mencapai ratusan orang. Selain itu delegasi berdatangan dari lima benua, Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia.
Ignazio Marino yang sudah setahun menjadi Wali Kota Roma, menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama dengan Indonesia sebagai negara dengan multietnis.
"Untuk meningkatkan hubungan antarmasyarakat people to people contact saya mempersilakan Indonesia memanfaatkan berbagai tempat strategis bagi promosi seni budaya Indonesia," ujar Ignazio Marino.
Menurut Ignazio Marino, hal ini penting agar warga Roma mengenal lebih jauh akan budaya Indonesia sebagai negara Asia yang namanya mulai diperhitungkan, ujar Ignazio Marino, yang sebelum menjadi Wali Kota Roma dikenal di AS dan Eropa sebagai dokter ahli transplantasi lever. Ia dikenal sebagai wali kota yang sangat merakyat.