Kendari (Antara News) - Pengurus DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Sulawesi Tenggara  menggelar dialog realitas demokrasi Indonesia dengan tema "Masikah Berharap Pada Demokrasi".

Ketua DPD-I MHTI Sultra Siti Suraidah Ad Datu pada acara dialog tersebut di Kendari mengatakan, realitas demokkrasi Indonesia hari ini jauh dari harapan rakyat, yang inginkan keadilan dan kesjahteraan.

"Demokrasi hari ini sangat jauh dari harapan rakyat, dan demokrasi yang katanya untuk kepentingan rakyat tidak pernah terbukti, bahkan menurut kami rakyat terabaikan dengan sistem demokrasi ini," katanya.

Menurut dia, melihat perolehan hasil pemilu, banyak menghasilkan tokoh yang sebenarnya tidak mampu untuk memikul amanah rakyat, dan tokoh-tokoh itu kemudian hanya mengandalkan kekayaan dan popularitas.

"Untuk menjawab keinginan masyarakat harus ada sebuah sistem yang lebih baik dari demokrasi yang menyebabkan persoalan begitu kompleks," kata Suraidah

Ia menambahkan, untuk mencapai Indonnesia yang lebih baik, maka sistem khilafah adalah yang paling tepat untuk menjawab persoalan bangsa ini.

Acara dialog tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa demokrasi sudah tidak relevan lagi sebab tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa, bahkan menambah pelik masalah yang harus diselesaikan bangsa ini.

DPD-I MHTI Sultra itu menilai bahwa sistem khilafah yang paling tepat untuk menggantikan demokrasi sebab dibangun berdasarkan akidah Islam, yang bersumber dari Alquran dan Sunah.

Pengurus Muslimah HTI Sultra Bidang Silaturrahmi, Yuniati mengatakan, dialog tersebut diikuti sekitar 30 orang peserta dari MHTI Sultra, majelis taklim, praktisi kampus dan aktifis muslimah.

 Narasumber yang tampil dalam dialog itu antara lain Ketua DPD I Muslimah HTI Sultra Siti Suraidah Ad Datu dan aktivis Muslimah HTI Sultra, Hermawati Anggraeni yang membawakan pemaparan mengenai khilafah jalan perubahan hakiki.

Pewarta : Oleh Laode Abdul Rahman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024