Kendari (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam dianugerahi gelar "Apuno Mokoleno Tolaki" oleh Pimpinan Pusat Permusyawaratan Lembaga Adat Tolaki Konawe-Mekongga melalui upacara adat di Alun Alun Kota Kendari, Senin.
Pemberian gelar adat Apuno Mokole Tolaki dalam rangkaian pelaksanaan Gelar Adat Nusantara Nasional 2014 tersebut bermakna raja segala raja yang berada dalam wilayah hukum adat Tolaki yang berhasil memimpin daerah.
Prosesi penobatan dimulai dari penjemputan calon Apuno Mokoleno Tolaki di kediamannya oleh pemangku adat yang dikawal 30 orang pasukan tamalaki bersenjata lengkap, 15 orang menggunakan senjata `Ta`awu` sejenis parang dan 15 orang menggunakan `karada` sejenis tombak.
Nur Alam bersama istri, Ny. Tina Nur alam dipayungi oleh dua orang dan didampingi dua dayang-dayang kerajaan tiba di rumah adat pelaksanaan penobatan di Alun Alun Kendari.
Raja tiba di area prosesi penobatan rumah adat kemudian disambut dengan tarian Mondotambe, umo`ara dan tarian monggarere yang mengantar raja sampai ke tempat rumah adat.
Selanjutnya raja berjalan di atas kain putih yang dilintasi dari tempat turunnya sampai tangga rumah adat. Sebelum raja duduk bersila, raja dan seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu raja duduk bersila di tempat yang ditentukan di atas `sai-sarika` diikuti seluruh hadirin.
Dilanjutkan pembacaan ayat suci Alquran oleh Siti Sulaeha, kemudian laporan ketua panitia. Setelah itu dilakukan `mombesara wonua` (acara adat penghormatan), dilanjutkan pembacaan doa, nyanyian adat `mo`anggo` dan mosua-sua.
Setelah itu, dilakukan prosesi inti yakni penganugerahan gelar adat Apuno Mokoleno Tolaki kepada raja atau Nur Alam yang dilanjutkan dengan `Tumatobua` kemudian dilakukan sumpah Todeha, seterusnya prosesi mosehe wonua atau penyucian negeri yang ditandai dengan penyembelihan kerbau putih.
Prosesi selanjutnya adalah penyerahan simbol kebesaran dan kerajaan Tolaki Konawe dalam bentuk seperangkat senjata Ta`awu bersama tempatnya kepada Apuno Mokoleno Tolaki sebagai penutup dari rangkaian penobatan tersebut.
Semua rangkaian prosesi penobatan gelar Apuno mokoleno Tolaki tersebut, pengantar bahasa yang digunakan adalah bahasa Tolaki.
Hadir pada upacara adat tersebut antara lain unsur Muspida Sultra, Bupati Muna, Bupati Konkep, Bupati Konawe Utara, Bupati Konawe, Bupati Buton Utara, Wali Kota Kendari, Wakil Bupati Kolaka, Wakil Bupati Konawe.
Pemberian gelar adat Apuno Mokole Tolaki dalam rangkaian pelaksanaan Gelar Adat Nusantara Nasional 2014 tersebut bermakna raja segala raja yang berada dalam wilayah hukum adat Tolaki yang berhasil memimpin daerah.
Prosesi penobatan dimulai dari penjemputan calon Apuno Mokoleno Tolaki di kediamannya oleh pemangku adat yang dikawal 30 orang pasukan tamalaki bersenjata lengkap, 15 orang menggunakan senjata `Ta`awu` sejenis parang dan 15 orang menggunakan `karada` sejenis tombak.
Nur Alam bersama istri, Ny. Tina Nur alam dipayungi oleh dua orang dan didampingi dua dayang-dayang kerajaan tiba di rumah adat pelaksanaan penobatan di Alun Alun Kendari.
Raja tiba di area prosesi penobatan rumah adat kemudian disambut dengan tarian Mondotambe, umo`ara dan tarian monggarere yang mengantar raja sampai ke tempat rumah adat.
Selanjutnya raja berjalan di atas kain putih yang dilintasi dari tempat turunnya sampai tangga rumah adat. Sebelum raja duduk bersila, raja dan seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu raja duduk bersila di tempat yang ditentukan di atas `sai-sarika` diikuti seluruh hadirin.
Dilanjutkan pembacaan ayat suci Alquran oleh Siti Sulaeha, kemudian laporan ketua panitia. Setelah itu dilakukan `mombesara wonua` (acara adat penghormatan), dilanjutkan pembacaan doa, nyanyian adat `mo`anggo` dan mosua-sua.
Setelah itu, dilakukan prosesi inti yakni penganugerahan gelar adat Apuno Mokoleno Tolaki kepada raja atau Nur Alam yang dilanjutkan dengan `Tumatobua` kemudian dilakukan sumpah Todeha, seterusnya prosesi mosehe wonua atau penyucian negeri yang ditandai dengan penyembelihan kerbau putih.
Prosesi selanjutnya adalah penyerahan simbol kebesaran dan kerajaan Tolaki Konawe dalam bentuk seperangkat senjata Ta`awu bersama tempatnya kepada Apuno Mokoleno Tolaki sebagai penutup dari rangkaian penobatan tersebut.
Semua rangkaian prosesi penobatan gelar Apuno mokoleno Tolaki tersebut, pengantar bahasa yang digunakan adalah bahasa Tolaki.
Hadir pada upacara adat tersebut antara lain unsur Muspida Sultra, Bupati Muna, Bupati Konkep, Bupati Konawe Utara, Bupati Konawe, Bupati Buton Utara, Wali Kota Kendari, Wakil Bupati Kolaka, Wakil Bupati Konawe.