Ternate (Antara News) - Kesultanan Ternate akan memperjuangkan Provinsi Maluku Utara (Malut) menjadi daerah istimewa, karena secara historis Malut layak menyandang status seperti itu, terutama dilihat dari segi historis kesultanan.

         "Di Malut ada empat kesultanan yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Bacan dan Kesultanan Jailolo, yang kesemuanya sudah ada sejak 800 tahun silam," kata Permaisuri Sultan Ternate, Nita Budi Susanti di Ternate, Senin.

         Keempat kesultanan di Malut tersebut semuanya masih eksis baik dari sisi sistem pemerintah maupun perannya sebagai sentral pengembangan sosial budaya dan kemasyarakatan di daerah ini, termasuk dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

         Ia mengatakan, keempat kesultanan di Malut tersebut juga berperan penting dalam melawan kolonialisme, terutama Portugis, Spanyol dan Belanda bahkan Kesultanan Ternate saat dipimpin Sultan Babullah berhasil mengusir Portugis dari daerah ini.

         Nilai-nilai empat pilar bangsa, khususnya pancasila, Negara kesatuan dan Bhineka Tunggal Ika juga sudah lama diterapkan empat kesultanan di Malut jauh sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nilai-nilai itu hingga kini tetap hidup dalam tatanan kehidupan masyarakat setempat.

         Ia mengatakan, Kesultanan Ternate telah menyiapkan berbagai langkah untuk mewujudkan Malut menjadi daerah istimewa di antaranya akan menggelar seminar nasional dengan menghadirkan pakar sejarah dan berbagai pihak terkait lainnya untuk membahas kemungkinan Malut menjadi daerah istimewa.

         Seminar tersebut direncanakan akan digelar serangkaian pelaksanaan Festival Legu Gam pada 2015 mendatang, namun sebelum kegiatan seminar nasional itu akan dilakukan pula berbagai diskusi dan kajian yang juga membahas masalah itu.

         "Anggota DPR-RI dan Anggota DPD-RI hasil pemilu legislatif 2014 ini juga diberi tanggung jawab untuk memperjuangkan Malut menjadi daerah istimewa melalui peran atau lobi mereka di DPR-RI dan DPD-RI," kata Nita Budi Susanti yang juga Anggota DPR-RI itu.

Pewarta : Oleh La Ode Aminuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024