Kendari,  (Antara News) - Jajaran Polresta Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar simulasi pengamanan pemilihan umum (Pemilu), di pelataran SSDC Kendari, Selasa.

Simulasi tersebut digelar setelah apel persiapan pengamanan Pemilu yang dipimpin oleh Wali Kota Kendari, Asrun, dihadiri oleh jajaran muspida Kota Kendari, Ketua KPU Kendari dan Panwaslu Kendari.

Dalam simulasi tersebut, diperagakan puluhan orang pengunjuk rasa protes dalam pelaksanaan Pemilu 2014. Massa mendatangi kantor KPU Kendari yang sedang melakukan pleno.

Kedatangan massa sebagai bentuk ketidakpuasan atas hasil penghitungan suara yang tidak sesuai harapan. Mereka menuding ada praktek kecurangan dari petugas.

Massa semakin ngotot setelah penghitungan suara selesai dilakukan. Para pengunjuk rasa tersebut kemudian semakin beringan dengan merangsek maju melawan petugas dari Polresta Kendari yang menjaga pelaksanaan pleno tersebut.

Bentrok tidak bisa terhindarkan antara pengunjukrasa dan polisi, untuk menghalau massa, polisi harus mengerahkan satu unit water canon dan melepaskan gas air mata kearah pengunjuk rasa.

Disisisi lain, massa juga melakukan pembakaran terhadap salah satu rumah calon legislatif, tetapi dengan kesigapan tim pengamanan terpadu sehingga tim pemakadam kebakaran dengan cepat memadamkan api.

Aksi tersebut kemudian berhasil dihentikan setelah ratusan polisi ikut dikerahkan dan beberapa orang pengunjuk rasa ditangkap.

Kapolresta Kendari, AKBP Anjar Wicaksana, mengharapkan kegiatan simulasi ini dapat menjadi ajang latihan seluruh petugas pengamanan pemilu hingga untuk menghadapi situsai terburuk.

"Ini disiapkan untuk kemungkinan terjadinya suatu kondisi yang terbruruk. Sehingga diharapkan ini bisa menjadi ajang latihan," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024