Kendari (Antara News) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solok, Provinsi Sumatra Barat, Rabu, melakukan studi banding tentang pengelolaan pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Anggota DPRD Solok, Erizal di Kendari, Rabu, mengatakan, pihaknya tertarik dengan cara pemerintah Kota Kendari dalam mengembangkan pasar tradisional di daerah itu.

"Kota Kendari berhasil mengembangkan pasar tradisional yang dikelola secara moderen dengan menggunakan anggaran daerah murni," katanya.

Ia mencontohkan, pembangunan Pasar Sentral Kendari dengan fisik bangunan seperti pasar moderen tetapi tetap dikelola secara tradisional seiring pertumbuhan pasar moderen atau swalayan di kota itu.

Selain tertarik dengan pengelolaan pasar tradisional, kami juga tertarik dengan pengelolaan sampah di daerah ini, yang telah mendapat penghargaan secara nasional, katanya.

Wakil Wali Kota Kendari, Musadar Mappasomba mengatakan, pemerintah Kendari selama ini komitmen untuk tetap mempertahankan eksistensi pasar tradisional seiring pertumbuhan pasar moderen. "Maksud kami agar pedagang tradisional yang ada di daerah ini tidak tersisihkan dan tetap mendapatkan tempat yang layak dan lebih representarif untuk berdagang," katanya.

Dalam waktu dekat ini, lanjutnya, Pemkot Kendari akan meresmikan Pasar Sental Kendari yang dibangun megah menggunakan APBD murni yang akan dikelola secara tradisional. "Kami juga bangga karena ada daerah yang mau datang untuk belajar cara kami mengelola pasar tradisional di kota ini. Semoga pola kita ini bisa ditiru dan dimodifikasi oleh daerah lain," ujarnya.

Rombonggan DPRD Kota Solok tersebut berjumlah 17 orang, berada di Kendari hingga 28 Januari mendatang.

Pewarta : Oleh: Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024