Palu (Antara News) - Bulog Sulawesi Tengah berupaya keras meningkatkan pengadaan beras guna memenuhi target yang ditetapkan dan bisa mengirim beras ke daerah lain. "Target pengadaan tercapai dan mengirim sebagian hasil pengadaan ke daerah lain yang selama ini masih kekurangan stok kebutuhan itu," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Mar'uf di Palu, Selasa.
Ia mengatakan Bulog Sulteng dalam kurun dua tahun terakhir ini telah menjadi Bulog mandiri di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Bulog Sulteng, kata Mar'uf selama kurun waktu dua tahun terakhir sudah mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari hasil pengadaan beras lokal.
Contohnya hasil pengadaan beras pada 2013 mencapai sekitar 45 ribu ton, sementara kebutuhan penyaluran hanya berkisar 36 ribu ton. "Berarti ada kelebihan stok," katanya.
Pada musim panen (MP) 2014 ini, target pengadaan beras ditingkatkan menjadi 50 ribu ton. Memang jika dilihat angka tersebut cukup berat, apalagi di Sulteng pada awal Januari 2014 banyak sekali bencana alam. Namun demikian, Bulog akan berusaha keras dengan segala kekuatan dan kemampuan yang ada, tentu bekerja sama dengan mitra yakni pengusaha penggilingan padi dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di setiap kabupaten dan kota di Sulteng gencar membeli produksi petani.
Menurut dia, besar-kecilnya realisasi pengadaan tidak terlepas dari peran serta mitra. Jika semua mitra dan juga satgas Bulog di daerah-daerah gencar membeli produksi petani, niscaya realisasi pengadaan akan semakin beras pula.
Bulog Sulteng (dahulu Dolog) pernah mengirim beras ke sejumlah daerah di KTI karena realisasi pengadaan melebihi kebutuhan. "Kalau dahulu saja bisa, tentu sekarang dimana luas dan produktivitas telah meningkat sangat memungkinkan untuk mengirim beras keluar daerah," ujarnya.
Tetapi itu bisa dilakukan dengan catatan jika realisasi pengadaan beras pada MP 2014 benar-benar mencapai target yang diharapkan.
Ia mengatakan Bulog Sulteng dalam kurun dua tahun terakhir ini telah menjadi Bulog mandiri di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Bulog Sulteng, kata Mar'uf selama kurun waktu dua tahun terakhir sudah mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari hasil pengadaan beras lokal.
Contohnya hasil pengadaan beras pada 2013 mencapai sekitar 45 ribu ton, sementara kebutuhan penyaluran hanya berkisar 36 ribu ton. "Berarti ada kelebihan stok," katanya.
Pada musim panen (MP) 2014 ini, target pengadaan beras ditingkatkan menjadi 50 ribu ton. Memang jika dilihat angka tersebut cukup berat, apalagi di Sulteng pada awal Januari 2014 banyak sekali bencana alam. Namun demikian, Bulog akan berusaha keras dengan segala kekuatan dan kemampuan yang ada, tentu bekerja sama dengan mitra yakni pengusaha penggilingan padi dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di setiap kabupaten dan kota di Sulteng gencar membeli produksi petani.
Menurut dia, besar-kecilnya realisasi pengadaan tidak terlepas dari peran serta mitra. Jika semua mitra dan juga satgas Bulog di daerah-daerah gencar membeli produksi petani, niscaya realisasi pengadaan akan semakin beras pula.
Bulog Sulteng (dahulu Dolog) pernah mengirim beras ke sejumlah daerah di KTI karena realisasi pengadaan melebihi kebutuhan. "Kalau dahulu saja bisa, tentu sekarang dimana luas dan produktivitas telah meningkat sangat memungkinkan untuk mengirim beras keluar daerah," ujarnya.
Tetapi itu bisa dilakukan dengan catatan jika realisasi pengadaan beras pada MP 2014 benar-benar mencapai target yang diharapkan.