Kendari,  (Antara News) - Balai Latihan Kerja Industri Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, hingga kini masih kekurangan tenaga instruktur, sehingga perlu penambahan.

Kepala BLKI Kendari, Ir Edy Susanto,MM di Kendari, Selasa, mengatakan, saat ini BLKI Kendari hanya memiliki 21 orang instruktur, sementara jumlah pelatihan yang ada sebanyak tujuh jenis yang kemudian terbagi bebera kejuruan, sehingga ada beberapa kejuruan instruktur hanya satu orang.

"Idealnya, BLKI Kendari harus memiliki tenaga instruktur minimal 40 orang, sehingga hingga kini masih kekurangan tenaga instrukur antara 15-20 orang lagi," katanya.

BLKI kendari yang memiliki tugas melaksanakan pelatihankerja untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik yang berada di daerah pedesaan maupun dipinggiran kota memiliki tuju jenis pelatihan yakni otomotif, teknik mekanik, bangunan, listrik, tata niaga, Aneka kejuruan dan pertanian.

Khusus pelatihan otomotif terbagi empat kejuruan yakni sepeda motor, mobil bensin, mobiL diesel dan motor tempel. Begitu pula dengan jenis pelatihan tehknik mekanik juga ada enam jurusan yakni las listrik, las karbit, bubut, plumbing (pemasangan pipa air), plat kaleng (membuat kompor) dan tempa (pandai besi).

Namun demikian lanjut Edy, dari tujuh jenis pelatihan, yang paling banyak memiliki kejuruan adalah tata niaga dan pertanian.

Untuk pelatihan tata niaga kini memiliki 10 kejuruan yakni, tata rias pengantin, tata rias wajah, menjahit, bordir, sulam menyulam, kikir kayu, kikir logam, marmer, anyaman rotan dan meubel rotan/kayu.

Begitu pula dengan pelatihan pertanian juga memiliki 10 kejuruan yakni pertamanan (tanaman hias), perkebunan, hortikultura, perikanan darat dan laut, mekanisasi pertanian, pengolahan hasil pertanian, peternakan, budidaya rumput laut, budidaya tanaman hias dan kultur jaringan.

Labih lanjut Edy mengatakan, sejalan dengan perkembangan zaman, BLKI yang sudah beberapa kali mengalami perubahan utamanya pada masa otonomi daerah, pengelolaan BLK Kendari diserahkan ke pemerintah Sultra dan statusnya berubah menjadi unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) yang melayani tentang pelatihan.

Namun setelah otonomi daerah unit pelaksanaan teknis daerah sempat dikatakan mati suri. Karena pengelolaan pendanaan sudah tidak terjangkau lagi.

"Setelah dikembalikan ke vertikal (pusat), maka secara perlahan BLK yang kini menjadi BLKI yang memiliki visi menciptakan sumber daya manusia yang trampil, mandiri, dan profesional untuk membuka lapangan kerja baru, mulai menjadi serbuan masyarakat khususnya di Kota kendari dan Sultra pada umumnya," ujarnya.

Terkait penganggaran, ia mengatakan bahwa berbicara masalah alokasi anggaran dianggap belumlah cukup, namun harus disyukuri bahwa dengan kehadiaran BLKI Kendari tentu mendapat respon positif bagi masyarakat terutama dari kalangan putus sekolah (pengangguran), setelah mengikuti pelatihan para alumninya bisa bekerja dan membuka usaha sendiri.

Pewarta : oleh Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024