Tomohon (Antara News) - Pos pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Sulawesi Utara akan mengusulkan penurunan status Gunung Lokon ke waspada level II.
"Sementara diketik usulannya dan dalam satu atau dua hari ini akan kami kirimkan ke pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi Bandung," kata Kepala Pos Pengamatan, Farid Ruskanda Bina, Selasa.
Dia mengatakan, dari sisi kegempaan terus menurun dan sejak 1 Desember terekam 38 kali gempa vulkanik dalam sehingga dari data tersebut akan dijadikan bahan usulan penurunan status. "Penurunan status tersebut menjadi kewenangan sepenuhnya dari PVMBG Bandung. Kita lihat saja bagaimana keputusannya setelah surat kami kirimkan," katanya.
Dia mengharapkan warga tetap mematuhi radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon, sebelum radius bahaya tersebut dicabut pemerintah. "Hingga kini statusnya masih siaga pada level III. Artinya bahwa warga harus tetap bersiaga dan tidak melakukan aktivitas pada radius yang telah ditentukan," katanya.
Gunung Lokon kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada Juli 2011 dan direspon PVMBG dengan menaikkan statusnya menjadi awas level I, setelah meletus, statusnya kembali diturunkan ke siaga dengan frekwensi letusan yang terus terjadi hingga 13 September 2013.
Bila dihitung, status siaga yang disandang Gunung Lokon telah berlangsung selama dua tahun lima bulan dengan frekwensi kegempaan fluktuatif.
"Sementara diketik usulannya dan dalam satu atau dua hari ini akan kami kirimkan ke pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi Bandung," kata Kepala Pos Pengamatan, Farid Ruskanda Bina, Selasa.
Dia mengatakan, dari sisi kegempaan terus menurun dan sejak 1 Desember terekam 38 kali gempa vulkanik dalam sehingga dari data tersebut akan dijadikan bahan usulan penurunan status. "Penurunan status tersebut menjadi kewenangan sepenuhnya dari PVMBG Bandung. Kita lihat saja bagaimana keputusannya setelah surat kami kirimkan," katanya.
Dia mengharapkan warga tetap mematuhi radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon, sebelum radius bahaya tersebut dicabut pemerintah. "Hingga kini statusnya masih siaga pada level III. Artinya bahwa warga harus tetap bersiaga dan tidak melakukan aktivitas pada radius yang telah ditentukan," katanya.
Gunung Lokon kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada Juli 2011 dan direspon PVMBG dengan menaikkan statusnya menjadi awas level I, setelah meletus, statusnya kembali diturunkan ke siaga dengan frekwensi letusan yang terus terjadi hingga 13 September 2013.
Bila dihitung, status siaga yang disandang Gunung Lokon telah berlangsung selama dua tahun lima bulan dengan frekwensi kegempaan fluktuatif.