Kolaka,  (Antara News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Pemerhati Peduli Pemilu Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, unjuk rasa di salah satu hotel yang menjadi tempat tes wawancara 20 calon anggota Komisi Pemilihan Umum, Sabtu.

Unjuk rasa yang dipimpin Israfil itu untuk meminta kepada Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kolaka untuk menghentikan semua proses seleksi karena dinilai cacat hukum.

"Timsel KPU tidak transparan dalam melakukan seleksi karena ada peserta yang tidak mengikuti tahapan seleksi tes psikologi secara tuntas namun diloloskan masuk 20 besar," kata Israfil.

Begitu juga dengan peserta lainnya, kata dia, ada oknum yang memang tidak lolos pada tes kesehatan karena penyakit kronis, namun timsel meloloskan masuk 20 besar.

"Ini pertanyaan besar bagi kami, ada apa dengan kondisi seperti ini terjadi di tubuh tim seleksi," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada KPU dan Bawaslu Sultra menganulir hasil pleno keputusan Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kolaka terkait dengan 20 orang yang dinyatakan lolos itu.

"Kami juga meminta kepada KPU dan Bawaslu Sultra untuk membekukan Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kolaka karena dinilai melanggar peraturan yang berlaku," kata Israfil.

Menanggapi hal itu, Ketua Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kolaka Baron yang didampingi anggota lainnya, menerima tuntutan elemen mahasiswa itu dan akan menindak lanjutinya sesuai dengan ketentuan.

"Mengenai tuntutan ini, kami juga akan sampaikan kepada pihak KPU Sultra dan kami juga meminta kepada pihak mahasiswa untuk mengumpulkan bukti-bukti terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh tim seleksi," katanya.

Pewarta : Darwis Sarkani
Editor :
Copyright © ANTARA 2024