Kendari,  (Antara News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus berusaha untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi perikanan laut yang ada di wilayah itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra Askabul Kijo di Kendari, Sabtu, mengatakan bahwa upaya tersebut berupa pemberian fasilitas kepada nelayan guna mengembangkan usaha budi daya berbagai jenis ikan air laut.

"Kami juga terus memberikan pendampingan kepada nelayan untuk mengembangkan budi daya kakap, budi daya kerapu, mutiara, teripang, hingga budi daya ikan air payau," katanya.

Secara umum kata Askabul, potensi lahan untuk pengembangan budi daya laut kurang lebih 230.000 hektare dengan rincian untuk budi daya kakap 99.300 hektare.

"Kemudian, untuk budi daya kerapu 33.800 hektare, budi daya tiram 500 hektare, teripang 5.800 hektare, budi daya kerang mutiara 6.600 hektare, dan budi daya rumput laut 83.000 hektare dengan pemanfaatan baru mencapai 24,25 persen," katanya.

Ia menjelaskan bahwa potensi perikanan air payau sebesar 44.669 hektare dengan tingkat pemanfaatan mencapai 36,39 persen, antara lain untuk budi daya udang dan bandeng.

"Potensi perikanan air tawar mencapai 20.885 hektare, baru dimanfaatkan sebesar 4,82 persen untuk budi daya ikan mas, nila, dan lele," ujarnya.

Potensi perikanan perairan umum, kata dia, mencapai 60.000 hektare dengan tingkat pemanfaatan 7,88 persen untuk jenis ikan mas, nila, lele, gabus, dan ikan lainnya.

Askabul memperkirakan potensi perikanan laut di perairan laut Sultra mencapai 1.520,34 metrik ton. Dari potensi perikanan tersebut, tingkat pemanfaatan baru mencapai 13,84 persen.

"Itu pun sebagian besar yang mengambil ikan laut adalah orang luar Sultra, bukan nelayan Sultra," kata Askabul.



Pewarta : Suparman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024