Depok (Antara News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk bisa meningkatkan kerja sama dengan penegak hukum lain dalam menyikapi persoalan hukum.

"Polri harus meningkatkan kerja sama dengan penegak hukum lain, bukan bersaing apalagi memperebutkan kewenangan," kata Presiden dalam amanatnya di upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-67 di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Senin.

Kepala Negara yang bertindak sebagai inspektur upacara juga berpesan agar segenap jajaran Polri menjunjung tinggi kode etik dalam setiap pelaksanaan tugas.

"Baik itu etika kepribadian, etika kelembagaan, etika kenegaraan maupun etika hubungan masyarakat yang dilandasi Pancasila, Tri Brata dan Catur Prasetya Polri," tuturnya.

Presiden Yudhoyono juga meminta Polri untuk memberikan pelayanan publik yang lebih responsif, dan profesional. Ia juga berpesan agar lembaga itu menuntaskan reformasi birokrasi internal serta mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran hukum di lingkungan kepolisian.

"Semua langkah Itu penting untuk makin memperkokoh kepercayaan masyarakat terhadap jajaran kepolisian," katanya.

    
                  Cegah kekerasan
 
Selain itu, Presiden juga meminta Polri memaksimalkan pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal. Penegakannya harus dilakukan secara cepat, tepat dan tuntas serta mencegah jatuhnya korban jiwa dari pihak manapun.

"Dengan respon yang cepat dan tepat akan menghilangkan tuduhan sejumlah kalangan bahwa Polri dan Negara telah melakukan pembiaran," katanya.

Ia juga berpesan agar Polri meningkatkan kesiapsiagaan operasional untuk mengantisipasi perkembangan situasi yang bereskalasi secara cepat. Ia tidak ingin aparat kepolisian berjaga dan tidak siap, baik dalam menangani konflik komunal, aksi kriminal maupun tindak anarkis.

"Juga tingkatkan terus kemampuan jajaran Polri dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dalam setiap pelaksanaan tugas. Lengkapi pelaksanaan tugas dengan prosedur tepat yang jelas," katanya.

Pada kesempatan itu Presiden juga berharap Kepolisian dapat mengamankan kegiatan kampanye dan tetap netral menjelang pelaksanaan pemilihan umum 2014.

"Petik pelajaran dari Pemilu 2004 dan 2009 agar dalam Pemilu 2014 Polri betul-betul siap serta mampu bertindak profesional dan proporsional. Sekali lagi, tetaplah bersikap netral," kata Presiden.

Namun mengingat pemilihan umum dan kompetisi politik merupakan salah satu pilar demokrasi, Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia juga turut berpartisipasi dalam mewujudkan suatu pemilihan umum yang aman, tertib dan damai.

Presiden mengajak segenap warga bangsa untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban, sebab dengan  memahami tugas dan tanggung jawab membuat keseluruhan pemilihan umum aman, tertib damai bukan hanya di pundak Polri, karena keamanan dan ketertiban adalah kepentingan kita bersama.

Presiden secara khusus meminta seluruh pihak berjuang secara etis sesuai aturan main dalam pemilihan umum mendatang sehingga kerukunan antara sesama warga bangsa terjaga.

"Mari kita pelihara kerukunan antara sesama warga bangsa. Dan jangan kita korbankan dan benturkan satu sama lain dalam kompetensi politik mendatang," katanya.

Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-67 yang bertema "Sinergitas Kemitraan dan Anti KKN Wujudkan Pelayanan Prima, Gakkum dan Kamdagri Mantap Sukseskan Pemilu 2014" dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara, bertindak sebagai Komandan upacara Kasat Brimob Polda Riau, Kombes Pol Nasrudin Zulkifli dengan peserta upacara terdiri atas lima batalyon.

Acara dimeriahkan dengan atraksi terjun payung, tarian kolosal serta drama simulasi pengamanan Pemilu 2014.

Pewarta : Oleh Ade Irma J, GNC Aryani dan Susylo Asmalyah.
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024