Kendari (Antara News) - Pimpinan Polri diminta menindak tegas oknum anggota yang berpraktik sebagai calo dalam seleksi penerimaan bintara Polri di Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra).

Anggota DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo di Kendari, Sabtu, mengatakan institusi Polri senantiasa mengagungkan akuntabilitas dan transparansi sehingga dituntut memberi contoh terdepan.

"Pimpinan tertinggi Polri harus menindak tegas oknum yang coba-coba berkolusi dalam seleksi penerimaan bintara Polri karena mencoreng kredibilitas korps berbaju coklat tersebut," kata Yaudu politisi PKS ini.

Setiap individu anggota Polri harus memiliki semangat menjaga integritas institusi sehingga mendapat kepercayaan penuh dari publik sebagai pengayom, pelindung dan penegak hukum.

Ia menyayangkan berhembusnya dugaan praktik kolusi dalam seleksi bintara Polri di Mapolda Sultra sehingga perlu diusut tuntas agar tidak menimbulkan keresahan meluas.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa seleksi penerimaan calon bintara Polri tahun 2013 di Mapolda Sultra diduga terjadi kolusi antara oknum panitia dan sejumlah peserta.

"Saat tes bahasa Inggris beberapa oknum panitia mendekati peserta kemudian membacakan jawaban yang sudah direkam pada telepon genggam. Ada pula panitia yang menunjuk pilihan pada lembar soal," kata salah seorang calon bintara yang gugur dalam tes akademik Sabur (21).

Mengetahui adanya kecurangan dalam tes akademik yang digelar Minggu (12/5) peserta yang dinyatakan gugur mengajukan protes ke Mapolda Sultra. Mereka menuntut digelar ujian ulang agar lebih obyektif.

"Kalau pelaksanaan tesnya obyektif kami siap terima apa pun hasilnya. Tetapi kami keberatan karena adanya oknum yang diduga berkolusi dengan peserta dengan cara memberikan jawaban saat ujian berlangsung," kata Sabur.

Hal senada disampaikan Medison bahwa keberatan adanya dugaan kecurangan dalam pelaksanaan tes akademik, khususnya ujian Bahasa Inggris tidak mendapat tanggapan serius dari panitia.

"Saya sendiri sudah dimintai keterangan oleh divisi profesi dan pengamanan (propam) Polda Sultra tetapi kita tidak tahu apa akhir dari penyelidikan ini. Kami hanya dijanji-janji dan disuruh datang setiap hari untuk mendengarkan keputusan," kata Medison.

Ia menambahkan tuntutan 225 peserta yang dinyatakan gugur tes akademik adalah digelar tes ulang.

"Tuntutan kami agar tes akademik diulang karena tes Minggu (12/5) tercoreng dengan ulah oknum panitia. Sekali lagi kalau tesnya dilakukan dengan obyektif kami siap terima dengan lapang dada," kata Medison yang diamini rekan-rekannya.

Secara terpisah Kapolda Sultra Brigjen Pol Ngadino melalui telepon mengaku sudah menerima informasi keberatan calon bintara atas dugaan kecurangan tes akademik.

"Beberapa oknum panitia disebut-sebut melalukan kecurangan. Sebagai pimpinan saya sudah perintahkan propam untuk melakukan pengusutan. Yang terbukti bersalah atau menyalahgunakan wewenang harus siap bertanggungjawab," katanya.

Pewarta : Oleh Sarjono
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024