Kolaka,  (Antara News) - Harga biji kakao ditingkat petani maupun pedagang pengumpul bertahan pada kisaran Rp16.000 perkilogram, sementara pada tingkat pedagang pengumpul juga masih tetap bertahan pada kisaran Rp17.000 perkilogram.

"Kalau pada tingkatan pedagang antara pulau harga biji kakao berkisar Rp18.000 perkilonya hasil pendataan harga perkebunan," kata petugas pelayanan informasi pasar dinas Perkebunan Kabupaten kolaka, Nurwanti di Kolaka, Senin.

Menurutnya bertahannya harga kakao ini dipicu karena kurangnya stok bahan baku biji kakao karena di Kolaka belum mengalami panen raya sehingga berpengaruh kepada harga biji kakao.

"Kalaupun masih ada buah dari biji kakao adalah sisa-sisa buah tahun lalu, kemungkinan bulan April dan Mei 2013 sudah mulai ramai sehingga harga akan berpengaruh," ungkapnya.

Sementara daftar harga komoditi perkebunan yang dirilis Dinas Perkebunan pada minggu pertama bulan Maret kata Nurwanti, harga biji kakao fermentasi berkisar Rp19.000 perkilgram pada tingkat pedagang antarpulau dan mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berkisar Rp21.000 perkigram.

"Begitu juga dengan harga kopi robusta biji kering ditingkat pedagang antar pulau hanya berkisar Rp19.000 perkilonya," jelas Nurwanti.

Sementara itu selin kakao harga lada juga mengalami kenaikan dari harga sebelumnya yang berkisar Rp68.000 perkilonya pada tingkat petani naik menjadi Rp73.000 perkilogram.

"Sementara pada tingkat pedagang pengumpul harga lada menjadi Rp75.000 perkilgram begitu juga ditingkat pedagang antar pulau menjadi Rp80.000 perkilogram," kata Nurwanti. (Ant).

Pewarta : Darwis Sarkani
Editor :
Copyright © ANTARA 2025