Wangiwangi, (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, mulai tahun ini akan membangun rel kerata api keliling Pulau Wangiwangi.

Bupati Wakatobi, Hugua, di Wangiwangi, Kamis mengatakan bahwa Pemkab Wakatobi membangun sarana tranportasi umum tersebut guna mengantisipasi masalah transportasi di ibu kota kabupaten tersebut 100 tahun ke depan.

"Dalam waktu dekat, Kementerian Perhubungan akan melakukan survei, menentukan lokasi yang tepat untuk meletakkan rel kerata api yang akan kami bangun itu," katanya.

Menurut Hugua, Pemkab Wakatobi membangun rel kerata api tersebut guna mengembangkan transportasi murah bagi rakyat di kabupaten yang sudah ditetapkan sebagai pusat Cagar Biosfir Bumi oleh UNESCO itu.

"Sistem transportasi yang akan kami kembangkan ini, sama seperti MRT (Mass Rapid Transit) di Singapura. Bedanya, di Singapura rel keratapinya dibangun di bawah tanah, sedangkan di Wakatobi, diletakkan di atas tanah," katanya.

Hugua yang juga menjadi anggota UNACLA, organisasi PBB bidang lingkungan, mengaku bahwa mengembangkan sistem tranportasi MRT di Wakatobi lebih awal guna mengantisipasi perkembangan kota dan kepadatan penduduk kota.

Menurut dia, membangun rel kerata api pada saat jumlah penghuni kota belum terlalu padat sehingga tidak terlalu rumit.

Selain itu, biaya yang dibutuhkan juga masih relatif murah karena pemerintah belum terbebani dengan biaya ganti rugi tanah dan bangunan yang terkena pembangunan rel kereta api.

"Kalau penduduk kota sudah padat, seperti Jakarta, baru berpikir mengembangkan transportasi MRT, tentu sudah terlambat," katanya.

Selain dihadang dengan masalah ganti rugi tanah yang relatif cukup mahal juga mencari lokasi pembangunan rel kerata api tidak mudah karena warga yang rumahnya terkena pembangunan rel, belum tentu mau digusur.

Selain itu, tutur Hugua, sistem traportasi MRT yang akan dikembangkan tersebut sangat dibutuhkan di Wakatobi karena sarana transportasi tersebut tergolong "low emition" atau rendah karbon dioksida.

"Dengan status Wakatobi sebagai kawasan pusat Cagar Biosfir Bumi di dunia, penggunaan sarana transportasi yang rendah emisi, menjadi utama dan sangat dibutuhkan," katanya.

Maka, kata dia, Pemkab Wakatobi segera memikirkan pembangunan sarana trasportasi murah dan rendah emisi itu sebelum penduduk Wakatobi mengalami kepadatan, seperti kota-kota lainnya di Indonesia.(Ant).


Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024