Kendari (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari mengalami rugi hingga Rp200 juta setiap bulan, kata Direktur PDAM Kendari, Said Sirate, di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, pendapatan PDAM Kendari tidak sebanding dengan pengeluaran atau biaya operasional setiap bulan.

"Pendapatan PDAM setiap bulan hanya sebesar Rp1 miliar, sementara pengeluaran atau biaya operasional mencapai Rp1,2 miliar," ujar Said Sirate.

Ia mengatakan, biaya pengeluaran tersebut terdiri bayar listrik mencapai Rp600 juta, bayar pensiunan Rp400 juta dan biaya Jamsostek sebanyak Rp200 juta.

"Ini artinya lebih besar pasak dari pada tiang. Sehingga untuk memenuhi kekurangan itu masih membutuhkan subsidi dari pemerintah kota Kendari sebagai pemilik perusahaan itu," katanya.

Kondisi itu, katanya, menjadi salah satu penyebab sehingga PDAM Kendari belum bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat atau konsumen sebagaimana yang diharapkan bersama.

Menurut Said Sirate, kecilnya penerimaan PDAM Kota Kendari karena nilai jual air bersih saat ini hanya Rp2.800 per kubik atau Rp 2,8 per liter.

Selain itu, kata Said, rendahnya pendapatan tersebut karena banyaknya konsumen yang menunggak pembayaran rekening air, dari total sekitar 20.000 pelanggan PDAM, hanya 9.000 yang aktif membayar rekening air.

Said berharap, seluruh pelanggan PDAM bisa aktif membayar rekening air secara teratur, sehingga PDAM bisa mengoptimalkan pelayanan dan membayar seluruh utang yang ada yang nilainya mencapai lebih dari Rp2 miliar. (Ant).

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024