Kendari (ANTARA News) - Jajaran kepolisian terus berupaya mengungkap peredaran uang palsu di Kota Kendari yang telah meresahkan pedagang setempat.

Kapolres Kendari AKBP Yuyun Yudhantara di Kendari, Selasa, mengatakan sindikat pengedar uang palsu di daerah itu sudah sangat berpengalaman.

"Polisi terus bekerja keras mengungkap pengedar uang palsu. Untuk mengungkapnya membutuhkan waktu karena pelaku diperkirakan berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota lain," kata Kapolres.

Modus operandi pengedaran uang palsu, antara lain, belanja barang dengan harga seadanya untuk memperoleh pengembalian uang asli dari kalangan pedagang. Juga dengan berpura-pura menukar uang untuk membayar sewa taksi atau ojek.

"Diharapkan pedagang atau warga lainnya untuk meneliti uang yang diterima dari orang tertentu. Jika ragu dengan fisik uang lebih baik menolak atau melaporkan kepada aparat," katanya.

Kalangan pedagang di Kota Kendari dihantui peredaran uang palsu, menyusul ditemukan uang palsu pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu beberapa hari lalu di daerah itu.

"Kami khawatir adanya penemuan uang palsu. Kami sudah laporkan kepada polisi agar pelakunya ditangkap," kata Hj Halma Tauru, distributor barang campuran.

Pedagang baru mengetahui uang miliknya palsu setelah ditolak pihak bank dengan alasan uang tersebut palsu.

"Pedagang kecil di pasar tidak memiliki alat untuk mendeteksi uang palsu atau asli. Sekarang kami hati-hati kalau ada konsumen yang belanja atau mau menukar uang yang kelihatan masih baru," katanya.

Pedagang makanan siap saji, Dede mengatakan uang palsu pecahan Rp50 ribu yang diperoleh dari oknum konsumen beberapa pekan lalu sudah diserahkan ke aparat berwajib.

"Saya tidak tahu ciri-ciri uang palsu. Untung ada teman yang mengingatkan agar uang yang diduga palsu tersebut diteliti di salah satu bank. Ternyata uang tersebut palsu," kata Dede. (ant).

Pewarta : Sarjono
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024