Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla mengingatkan pentingnya membangun harmoni baru untuk menciptakan perdamaian di Rakhine, Myanmar, agar pengungsi dan korban konflik antar etnis Rohingya dan Rakhine pada Juni 2012 bisa kembali hidup berdampingan.

"Kita tidak bisa membantu pihak tertentu saja, tetapi kedua pihak yang bertentangan harus mendapatkan perhatian. Hanya dengan begitu, harmoni baru dan perdamaian akan terwujud," kata Jusuf Kalla dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan JK saat pidato dalam pembukaan pertemuan konsultasi ke-2 untuk mencari solusi penyelesaian konflik di Rakhine, Myanmar, yang dilaksanakan di Doha, Qatar, Kamis.

Pertemuan ini digagas OKI bekerja sama dengan Qatar Charity sebuah lembaga nirlaba terbesar di Qatar yang bergerak memberikan bantuan kemanusiaan di sejumlah negara.

Menurut JK, krisis Rohingnya mempunyai dimensi budaya, sejarah, etnik dan agama sehingga perlu strategi dan penanganan khusus.

Ketika komponen agama muncul sebagai salah satu faktor penyebab konflik, permasalahan akan berpotensi menular keberbagai belahan dunia. Kasus film "The Innocent Moslem" menggambarkan dengan jelas fenomena ini.

Dalam konteks Rohingya, baru-baru ini terjadi pembakaran puluhan kuil Budha di Bangladesh yang diduga dilakukan oleh pengungsi Rohingya.

"Intinya, penyelesaian harus dilakukan dengan cepat supaya tidak menyebar kemana-mana," ungkap JK.

Sebelum pertemuan di Doha, pada awal Agustus lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, OKI bersama sejumlah lembaga kemanusiaan menggelar pertemuan konsultasi membahas upaya penyaluran bantuan kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.

"Dua bulan yang lalu, kita sudah sepakat di Kuala Lumpur, sekarang saatnya kita melaksanakan langkah nyata" tambah JK.

Jusuf Kalla kembali mengulas, bahwa Myanmar sudah lebih dari 30 tahun dipimpin oleh pemerintahan otoriter dan tertutup sehingga upaya bantuan tidak bisa dilakukan dari luar dengan berbagai tekanan politik dengan menggunakan isu human right (HAM).

JK meminta kepada peserta pertemuan konsultasi OKI untuk kasus rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, untuk segera bertindak cepat, melaksanakan program jangka pendek dan jangka panjang membantu penyelesaian konflik komunal tersebut agar tercipta harmoni dan perdamaian.

"Kita jadikan perdamaian di Rakhine sebagai kontribusi dunia Islam bagi dunia" kata JK menutup pidatonya.

Dalam pertemuan di Doha yang dihadiri oleh sekitar 30 organisasi dari hampir 15 negara-negara di kawasan Timur Tengah tersebut, Indonesia  selalu menjadi referensi dan JK selalu menjadi tokoh sentral. (Ant).

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024