Jakarta (ANTARA
News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri
mengatakan hingga Juli 2012 pengajuan penanaman modal asing (PMA) di
Indonesia mencapai sekitar 20 miliar dolar AS.
"Sejumlah perusahaan sudah menyampaikan expression interest untuk menanamkan modal di sini," kata Chatib usai menjadi pembicara pada "Indonesia Investment Forum- Capitalising on Indonesia`s Economic Strategics" di Jakarta, Selasa.
Namun dia tidak merinci lebih lanjut nama maupun negara asal perusahaan yang menyampaikan minat investasi tersebut.
Ia hanya menjelaskan investor berminat antara lain di sektor kimia, pertambangan, farmasi, teknologi informasi, maupun peleburan.
Sederet nama yang disebut-sebut akan masuk ke Indonesia antara lain Honam Petrochemical Corporation (Korea Selatan), Quanta Computer Incorporated (Taiwan), dan Foxconn Technology Group (Taiwan).
Sebelumnya Chatib menuturkan, minat investasi asing ke Indonesia masih tinggi meskipun isu korupsi dan teroris merebak.
"Bukan berarti bahwa aksi teroris dan korupsi tidak berdampak negatif. Tentu kita sangat tidak menginginkan hal itu terjadi, tetapi saya mesti mengatakan bahwa dengan situasi global seperti sekarang ini, Indonesia masih negara yang paling atraktif dibanding negara-negara lain," tegas Chatib.
Chatib menambahkan, biasanya calon investor tidak menanyakan soal isu korupsi dan aksi terorisme, tetapi lebih pada kesiapan pembangunan infrastruktur dan bagaimana menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah.
"Sejumlah perusahaan sudah menyampaikan expression interest untuk menanamkan modal di sini," kata Chatib usai menjadi pembicara pada "Indonesia Investment Forum- Capitalising on Indonesia`s Economic Strategics" di Jakarta, Selasa.
Namun dia tidak merinci lebih lanjut nama maupun negara asal perusahaan yang menyampaikan minat investasi tersebut.
Ia hanya menjelaskan investor berminat antara lain di sektor kimia, pertambangan, farmasi, teknologi informasi, maupun peleburan.
Sederet nama yang disebut-sebut akan masuk ke Indonesia antara lain Honam Petrochemical Corporation (Korea Selatan), Quanta Computer Incorporated (Taiwan), dan Foxconn Technology Group (Taiwan).
Sebelumnya Chatib menuturkan, minat investasi asing ke Indonesia masih tinggi meskipun isu korupsi dan teroris merebak.
"Bukan berarti bahwa aksi teroris dan korupsi tidak berdampak negatif. Tentu kita sangat tidak menginginkan hal itu terjadi, tetapi saya mesti mengatakan bahwa dengan situasi global seperti sekarang ini, Indonesia masih negara yang paling atraktif dibanding negara-negara lain," tegas Chatib.
Chatib menambahkan, biasanya calon investor tidak menanyakan soal isu korupsi dan aksi terorisme, tetapi lebih pada kesiapan pembangunan infrastruktur dan bagaimana menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah.