Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan perlunya kontribusi teknologi dan inovasi dalam upaya mencapai kemandirian pangan bagi sekitar 240 juta rakyat Indonesia.

Penekanan itu disampaikan Presiden Yudhoyono dalam peringatan ke-17 Hari Teknologi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

"Pikirkan kontribusi teknologi dan inovasi menuju kemandirian pangan," kata Presiden di depan para peneliti.

Menurut Presiden, keamanan dan kemandirian pangan menjadi hal  penting bagi Indonesia mengingat rakyat Indonesia berjumlah cukup besar.

Ia menyebutkan pengaruh perubahan iklim, ketidakstabilan harga pangan, dan perubahan kebijakan negara penghasil pangan sebagai hal yang berpengaruh pada stabilitas pasokan pangan dunia.

Presiden menegaskan Indonesia tetap harus memiliki kemandirian pangan sekalipun ada perdangan dan kerjasama internasional terkait dengan hal itu.

Pada kesempatan itu Kementerian Riset dan Teknologi memberi Penghargaan Anugerah Iptek 2012 kepada pemerintahan provinsi, institusi litbang, wanita peneliti, duta iptek dan masyarakat.

Anugerah Iptek Budhipura untuk Kategori Pemerintahan Provinsi diberikan kepada Pemprov Kaltim atas bidang sumberdaya iptek, Sumsel untuk kelembagaan iptek dan Sulsel untuk bidang jaringan iptek.

Anugerah Iptek Labdha Kretya untuk Kategori Kreativitas dan Inovasi Masyarakat kepada Tunggul Dian Santoso yang membuat alat elektronik pengusir hama padi, Ahmad Syaikhu atas teknologi pembuat pupuk dan pestisida hayati dan I Nyoman Damai atas pemanfaatan tanaman obat.

Anugerah Iptek Prayogasala untuk Kategori Pranata Litbang diberikan kepada Puslitbang Ketenagalistrikan PLN, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, dan Balitbang Provinsi Jawa Tengah.

Sementara itu Anugerah Iptek Widyasilpawijana untuk Kategori Duta Iptek diberikan kepada Eniya Listiani Dewi PhD dari BPPT yang meneliti tentang pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi.

Anugerah Iptek untuk Kategori Peneliti Wanita diberikan kepada Ines Atmosukarto dari LIPI di bidang genetika molekuler untuk pengobatan, Fenny M Dwivany dari ITB bidang biomolekuler untuk hortikultura, Made Tri Penia dari ITB bidang bioproses untuk obat spesifik dari sel punca dan Sidrotun Naim dari ITB bidang biomolekuler penyakit udang.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024