Raha (ANTARA News) - Warga dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Muna, setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri, memadati permandian Wakumoro, sebagai tempat rekreasi.

Pantauan ANTARA, terlihat warga ramai yang mendatangi tempat permandian air tawar yang satu-satunya terdapat di wilayah Kecamatan Wakumoro atau sekitar 45 kilometer dari Kota Raha, Kabupaten Muna.

Warga membawa beraneka ragam makanan ala Lebaran seperti ketupat, lapa-lapa, buras dan lauk pauk, dan tidak sedikit mereka yang datang berjualan makanan dan minuman segar di kawasan permaaindaian yang berbatuan itu.

Wa Ambe, salah seorang pengunjung dari Kecamatan Parigi mengatakan, hampir setiap tahun setelah sholat Id, mereka dan keluarga datang berekreasi di mata air yang sejuk dan dingin walaupun pada saat trik matahari datang.

Kesejukan air di permandian Wakumoro itu, karena airnya keluar dari pori-pori batuan gunung yang dikelilingi dengan pepohonan besar yang rindang, sehingga walau trik matahari datang para pengunjung tidak terasa kepanasan karena permandian yang hanya berukuran dari 15 area itu dijadikan kunjungan warga yang tidak hanya dari masyarakat Muna, tetapi juga datang dari luar daerah seperti Buton dan Kota Baubau.

"Permandian Wakumoro ini sudah menjadi tradisi bagi keluarga besar setiap hari pertama lebaran untuk bersenang-senang menikmati kesejukan mata air yang sejuk dan dingin itu," kata La Ode Nasrun, pengunjung lainnya dari Kelurahan Laiba, Kecamatan Lasehao.

Masyarakat di Kabupaten Muna, selain permandian Wakumoro dijadikan tujuan berekreasi juga yang paling banyak dikunjungi adalah Mesjid Tua Kota Muna, yang berjarak sekitar 35 Km arah selatan ibukota Raha.

Mesjid tua yang dianggap sakral oleh masyarakat Muna itu, sejak dahulu kala dijadikan sebagai tempat para raja Muna dan tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk melakukan pertemuan khusus yang membicarakan pemerintahan di jaman itu.

"Hanya sayangnya, mesjid kota tua itu, kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan, karena sudah tidak terawat dan terurus lagi termasuk jalan menuju wilayah itu rusak dan berlubang-lubanag," kata Dirun, warga Kota Raha yang menceritakan kondisi masjid tua tersebut. (ANT).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024