Kendari (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Tenggara memperoleh dana program peningkatan produksi kakao melalui gerakan nasional kakao kurang lebih Rp100 miliar pada 2012.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra H Abdul Chaidir Nurdin yang dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan dana program gernas kakao sebanyak Rp100 miliar tersebut dialokasikan untuk enam kabupaten.
"Keenan kabupaten yang memperoleh dana gernas kakao tahun 2012 itu, merupakan sentra produksi kakao di Sultra," katanya.
Ia tidak merinci luas area kakao masing-masing kabupaten yang menjadi sasaran program gernas kakao tersebut.
Ia hanya menyebutkank enam kabupaten yang menjadi sasaran program gernas kakao di Sultra tersebut, yakni Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Bombana dan Kabupaten Muna.
Menurut dia, sejak program gernas kakao diluncurkan di Sultra dalam tiga tahun terakhir, sudah berhasil menangani area kakao seluas kurang lebih 80.000 hektare.
"Pemerintah pusat memberikan target program peningkatan produksi kakao melalui gernas kakao di Sultra seluas 99.000 hektare dan saat ini target itu sudah tercapai sekitar 80 persen," katanya.
Ia mengatakan dari area kakao seluas 80.000 hektare yang sudah ditangani melalui gernas kakao itu, sudah sekitar 30.000 hektare yang berproduksi rata-rata 1 hingga 1,5 ton per hektare per tahun.
Sebelumnya, tanaman kakao tersebut hanya mampu berproduksi rata-rata antara 0,5 hingga 0,6 ton per hektare per tahun.
"Tanaman kakao pada 30.000 hektare yang sudah berproduksi satu hingga 1,5 ton per hektare per tahun itu ditangani dengan cara rehibilitasi atau sambung sambung samping," katanya.
Sambung samping merupakan upaya pengembangan produksi tanaman kakao dengan cara menyambung tunas kakao berkualitas pada tanaman kakao dewasa. (ANT).
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra H Abdul Chaidir Nurdin yang dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan dana program gernas kakao sebanyak Rp100 miliar tersebut dialokasikan untuk enam kabupaten.
"Keenan kabupaten yang memperoleh dana gernas kakao tahun 2012 itu, merupakan sentra produksi kakao di Sultra," katanya.
Ia tidak merinci luas area kakao masing-masing kabupaten yang menjadi sasaran program gernas kakao tersebut.
Ia hanya menyebutkank enam kabupaten yang menjadi sasaran program gernas kakao di Sultra tersebut, yakni Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Bombana dan Kabupaten Muna.
Menurut dia, sejak program gernas kakao diluncurkan di Sultra dalam tiga tahun terakhir, sudah berhasil menangani area kakao seluas kurang lebih 80.000 hektare.
"Pemerintah pusat memberikan target program peningkatan produksi kakao melalui gernas kakao di Sultra seluas 99.000 hektare dan saat ini target itu sudah tercapai sekitar 80 persen," katanya.
Ia mengatakan dari area kakao seluas 80.000 hektare yang sudah ditangani melalui gernas kakao itu, sudah sekitar 30.000 hektare yang berproduksi rata-rata 1 hingga 1,5 ton per hektare per tahun.
Sebelumnya, tanaman kakao tersebut hanya mampu berproduksi rata-rata antara 0,5 hingga 0,6 ton per hektare per tahun.
"Tanaman kakao pada 30.000 hektare yang sudah berproduksi satu hingga 1,5 ton per hektare per tahun itu ditangani dengan cara rehibilitasi atau sambung sambung samping," katanya.
Sambung samping merupakan upaya pengembangan produksi tanaman kakao dengan cara menyambung tunas kakao berkualitas pada tanaman kakao dewasa. (ANT).