Kendari (ANTARA News) - Harga salah satu produk bahan bangunan khusus semen di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali bergerak naik dibanding dengan pekan sebelumnya.

"Kenaikan harga semen saat ini terjadi pada produk semen Tonasa yang kini naik menjadi Rp71.000 per zak/50 kilogram, sebelumnya hanya di jual antara Rp69.500 hingga Rp70.000 per zak/50 kilogram," kata Rais, salah satu penjual semen di bilangan pertokoan Wuawua, Kota Kendari, Jumat.

Sementara dua produk semen lainnya yakni Bosowa dan Tiga Roda masih bertahan pada kisaran Rp69.000 per zak/50 kilogram. Semen Tonasa dan Bososwa, dua produk semen asal kabupaten Pangkep dan Maros Sulawesi selatan itu memang harganya tidak pernah sama dan selalu selisi antara Rp1.500 hingga Rp2.00.

Sedangkan semen Tiga Roda yang merupakan produk dari pulau Jawa itu harganya selalu bersaing dengan produk semen Bosowa, walaupun rute pengirimannya lebih jauh karena harus melalui beberapa pelabuhan baru tiba di pasaran Kota Kendari.

Produk bahan bangunan lainnya yang kadang membuat panik konsumen adalah besi beton dari berbagai ukuran hingga kini belum mengalami perubahan pada posisi semula.

Harga besi ukuran 20 cm masih dijual Rp275.000 per batang, ukuran 16 cm Rp185.000 per batang, ukuran 12 cm Rp85.000 per batang dan ukuran 10 cm dan 8 cm masing-masing Rp80.000 dan Rp45.000 perbatang.

Anggota komisi II DPRD Kota Kendari, Ilham mengatakan, naiknya harga semen selama beberapa hari ini dipicu karena langkanya persediaan di tingkat pengecer yang diduga ada permainan ditingkat distributor.

"Kalau di tingkat penjualan (toko-toko) kemunkinannya sangat kecil untuk melakukan spekulan harga, tetapi yang memicu terjadinya kelangkaan semen itu biasanya ada dipihak distributor," katanya.

Ia menambahkan, instansi yang paling bertanggungjawab masalah kelangkaan yang memicu naiknya harga semen yang pernah mencapai kisaran Rp80.000-Rp85.000 per zak/50 kilogram adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

"Makanya kontral dan pengawasan dari instansi teknis harus dilakukan setiap saat. Jangan setelah ada kenaikan harga ditingkat konsumen baru bentuk tim, itu sudah tidak benar. (ANT).

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024