Wangiwangi (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), diundang pihak UNESCO ke Paris Prancis untuk menerima sertifikat penetapan wilayah kabupaten itu sebagai salah satu Cagar Biosfir Dunia di Indonesia.

"Sesuai dengan undangan yang kami terima, UNESCO akan menyerahkan sertifikat Penetapan Wakatobi sebagai cagar biosfir dunia di Paris pada 9 Juli 2012," kata Bupati Wakatobi, Hugua di Wangiwangi, Jumat.

Menurut Hugua, Pemkab Wakatobi yang diundang menghadiri acara penyerahan setifikat dari UNESCO tersebut terdiri dari bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata dan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Wakatobi.

Selain itu juga para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wakatobi yang terdiri dari ketua, wakil ketua dan unsur pimpinan komisi-komisi di DPRD.

"Di dalam undang yang sudah kami terima, pihak UNESCO tidak menyebutkan nama-nama yang diundang menghadiri acara di Paris tersebut," katanya.

Menurut Hugua, UNESCO menyetujui penetapan Taman Nasional Laut Wakatobi sebagai salah satu dari 13 cagar biosfir yang baru di dunia melalui pertemuan Penasehat Internasional Comittee untuk Biosphere Reserve Program MAB UNESCO ke-18, yang berlangsung di Paris pada 2-4 April 2012.

"Ada tiga kepentingan yang dilindungi UNESCO dalam menetapkan TN Wakatobi sebagai pusat cagar biosfir dunia tersebut," katanya.

Ketiga kepentingan tersebut yakni kearifan budaya lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian lingkungan dan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

Kearifan tradisi budaya lokal yang dilindungi di Wakatobi, menyangkut tradisi budaya masyarakat dalam memperlakukan alam dan mengambil sesuatu dari alam.

Sedangkan kelestarian lingkungan perlu dilindungi, karena kawasan perairan laut TN Wakatobi memiliki keragaman terumbu karang dan biota laut yang cukup tinggi, bila dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.

Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia.

Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300 spesies.

Sedangkan kepentingan ekonomi yang perlu dilindungi menurut Hugua, bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi dapat mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.

"Dengan status sebagai cagar biosfir dunia yang diberikan oleh UNESCO ini, maka Wakatobi yang terletak di pusat segi tiga terumbu karang dunia, saat ini bukan lagi hanya milik masyarakat Wakatobi tapi sudah menjadi milik dunia," katanya. (ANT).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024