Raha (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam menyebut semua mantan gubernur yang pernah memimpin daerah provinsi sejak terbentuknya daerah itu 48 tahun silam sebagai gubernur senior.
"Tokoh-tokoh yang pernah memimpin provinsi ini, bagi saya bukanlah mantan gubernur. Sebutan yang tepat bagi mereka adalah "Gubernur Senior", karena berkat jasa-jasa merekalah kita menikmati berbagai hasil pembangunan seperti saat ini," kata Nur Alam pada acara puncak hari lang tahun (HUT) ke-48 Provinsi Sultra, di Kota Muna, Jumat.
Ia mengatakan, dalam sejarah terbentuknya provinsi Sultra, yang dulunya masih bergabung dengan Sulawesi Selatan pasca tahun 1964 silam. tanpa para gubernur senior itu tidak akan bisa menikmati pembangunan seperti saat ini, makanya para gubernur senior itu perlu mendapat apresiasi bagi seluruh masyarakat Sultra.
Ia mengatakan, sejak terbentuknya provinsi Sultra 48 tahun silam sudah delapan kali pergantian pucuk pimpinan. dimana pada gubernur senior pertama, J. Wayong yang berkuasa selama tiga tahun (1964-1965), kemudian gubernur senior kedua La Ode Hadi hanya satu tahun (1965-1966) dan gubernur senior ketiga adalah Mayjen Pur.Edy Sabara yang dijabat selama hampir 12 tahun (1966-1978).
Sementara gubernur senior ke empat adalah H Abdullah Silondae selama lima tahun (1978-1982), gubernur senior ke lima H.Alala selama dua periode (1982-1987 dan 1987-1992), gubernur senior ke enam H. La Ode Kaimuddin juga selama dua periode (1992-1997 dan 1997-2002) dan gubernur senior ke tujuh adalah H Ali Mazi (2002-2007).
"Sebagai gubernur ke delapan, (2007-2012) pembangunan yang telah dicapai terus menorehkan berbagai prestasi, namun tanpa gubernur senior yang sudah meletakkan dasar-dasar pembangunan daerah ini sesuai dan kondisi serta aspirasi yang berkembang pada masa itu dan masa sekarang," ujar Nur Alam yang kini gencar mensosialisasikan untuk maju kembali jadi calon gubernur periode 2013-2018.
Nur Alam mengatakan, dalam empat tahun terakhir masa kepemimpinanya, telah berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pembangunan berdasarkan RPJMD provinsi Sultra tahun 2008-2013.
Secara garis besar, beberapa pembangunan fisik yang telah dilakukan adalah pembangunan rumah sakit provisi yang baru dengan gedung dan peralatan medis berteknologi mutakhir, pelabuhan kontainer di Bungkutoko Kota Kendari, penambahan pelabuhan Murhum Kota Baubau, Pelabuhan Raha, perluasan landasan pacu, apron dan ruang tunggu serta pemasangan gerbarata Bandara Haluoleo.
Khusus pembangunan jalan, hingga saat ini telah dibangun sepanjang 721 Km meliputi poros jalan Baubau-Pasarwajo-Lasalimu-Ereke dan poros jalan Tinanggea-Kasipute-Bambaeya. Sementara pembangunan jembatan sepanjang 596 meter lari dan rehabiliotasi irigasi untuk pengairan sawah seluas kurang lebih 84 ribu hektare serta pembangunan tanggul dan pengendalian air/banjir sepanjang 39.92 meter lari. (Ant).
"Tokoh-tokoh yang pernah memimpin provinsi ini, bagi saya bukanlah mantan gubernur. Sebutan yang tepat bagi mereka adalah "Gubernur Senior", karena berkat jasa-jasa merekalah kita menikmati berbagai hasil pembangunan seperti saat ini," kata Nur Alam pada acara puncak hari lang tahun (HUT) ke-48 Provinsi Sultra, di Kota Muna, Jumat.
Ia mengatakan, dalam sejarah terbentuknya provinsi Sultra, yang dulunya masih bergabung dengan Sulawesi Selatan pasca tahun 1964 silam. tanpa para gubernur senior itu tidak akan bisa menikmati pembangunan seperti saat ini, makanya para gubernur senior itu perlu mendapat apresiasi bagi seluruh masyarakat Sultra.
Ia mengatakan, sejak terbentuknya provinsi Sultra 48 tahun silam sudah delapan kali pergantian pucuk pimpinan. dimana pada gubernur senior pertama, J. Wayong yang berkuasa selama tiga tahun (1964-1965), kemudian gubernur senior kedua La Ode Hadi hanya satu tahun (1965-1966) dan gubernur senior ketiga adalah Mayjen Pur.Edy Sabara yang dijabat selama hampir 12 tahun (1966-1978).
Sementara gubernur senior ke empat adalah H Abdullah Silondae selama lima tahun (1978-1982), gubernur senior ke lima H.Alala selama dua periode (1982-1987 dan 1987-1992), gubernur senior ke enam H. La Ode Kaimuddin juga selama dua periode (1992-1997 dan 1997-2002) dan gubernur senior ke tujuh adalah H Ali Mazi (2002-2007).
"Sebagai gubernur ke delapan, (2007-2012) pembangunan yang telah dicapai terus menorehkan berbagai prestasi, namun tanpa gubernur senior yang sudah meletakkan dasar-dasar pembangunan daerah ini sesuai dan kondisi serta aspirasi yang berkembang pada masa itu dan masa sekarang," ujar Nur Alam yang kini gencar mensosialisasikan untuk maju kembali jadi calon gubernur periode 2013-2018.
Nur Alam mengatakan, dalam empat tahun terakhir masa kepemimpinanya, telah berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pembangunan berdasarkan RPJMD provinsi Sultra tahun 2008-2013.
Secara garis besar, beberapa pembangunan fisik yang telah dilakukan adalah pembangunan rumah sakit provisi yang baru dengan gedung dan peralatan medis berteknologi mutakhir, pelabuhan kontainer di Bungkutoko Kota Kendari, penambahan pelabuhan Murhum Kota Baubau, Pelabuhan Raha, perluasan landasan pacu, apron dan ruang tunggu serta pemasangan gerbarata Bandara Haluoleo.
Khusus pembangunan jalan, hingga saat ini telah dibangun sepanjang 721 Km meliputi poros jalan Baubau-Pasarwajo-Lasalimu-Ereke dan poros jalan Tinanggea-Kasipute-Bambaeya. Sementara pembangunan jembatan sepanjang 596 meter lari dan rehabiliotasi irigasi untuk pengairan sawah seluas kurang lebih 84 ribu hektare serta pembangunan tanggul dan pengendalian air/banjir sepanjang 39.92 meter lari. (Ant).