Baubau (ANTARA News) - Komunitas Intelektual Buton Raya menggelar kegiatan rembug tokoh Sulawesi Tenggara dengan mengundang sejumlah tokoh di antaranya, Ali Mazi (mantan gubernur Sultra), Bupati Kolaka Buhari Matta, mantan Bupati Muna Ridwan BAE, Gubernur Sultra Nur Alam dan Wakil Ketua DPD RI utusan Sultra La Ode Ida.

Namun acara rembug tokoh Sultra itu tidak hadir Gubernur Sultra Nur Alam dan Wakil Ketua DPD RI La Ode Ida.

Ketua pemekaran Buton Raya, La Ode Muhaimin yang bertindak selaku panitia pelaksana kepada wartawan, Minggu mengatakan, rembug tokoh Sultra merupakan ajang silaturrahmi, yang diharapkan dapat menyatukan visi dan misi untuk Sulawesi Tenggara ke depan.

"Rembug tokoh sultra ini dilaksanakan untuk menyatukan visi dan misi demi kemajuan Sultra ke depan," katanya.

  Keynote speaker dalam rembug tokoh tersebut, Prof Dr LM Arsal mengatakan, rembug tokoh ini merupakan suatu kesatuan persamaan dalam perbedaan untuk mencapai suatu kebersamaan demi kemajuan Sultra.

"Jadi harapan kami bahwa para tokoh nantinya memiliki persamaan demi kebersamaan, yang pastinya akan berdampak sebagai penyatuan persepsi demi sulawesi tenggara".kata rektor unidayan ini.

Dalam pertemuan itu sebagai narasumber pertama, Bupati Kolaka Buhari Matta, memaparkan pandangannya serta strategi dalam melaksanakan pembangunan.

"Acara yang diselenggarakan merupakan acara yang sarat dengan makna kebersamaan dan acara ini terlahir dari suatu pemikiran yang cerdas demi kemajuan daerah sultra." katanya dan memberi apresiasi yang tinggi kepada penyelenggara.

Buhari menjelaskan bahwa apa yang dilaksanakan selama memimpin Kolaka merupakan suatu implementasi kebijakan strategis untuk kesejahteraan masyarakat, dimana dibangun suatu kesatuan untuk bangkit bersatu membangun dengan pondasi kepekaan dan kecerdasan intelektual,emosional dan religius.

"Dalam pelaksanaan pemerintahan dibangun suatu manajemen partisipatif dan sinergitas dalam kerangka Republik Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Kolaka tidak cukup hanya membangun fisik, tetapi juga non fisik yang merupakan pembangunan peradaban melalui pembangunan karakter dan jati diri dengan mengimplementasikan kebijakan strategis gerakan pembangunan kawasan tertinggal (gerbangkaster) dan gerakan pembangunan masyarakat sejahtera (gerbangmastra)," ujarnya.

Buhari menjelaskan, sebagai seorang pemimpin dirinya melaksanakan pemerintahan atas dasar undang-undang dan amanah agama.

"Mengimplementasikan kebijalan strategis itu, Kolaka mampu memberikan 'share' PDRB sebesar 21,76 persen terhadap provinsi Sultra, di samping itu Kolaka mampu keluar dari daerah tertinggal," ujarnya.

Sementara itu pemateri kedua Ali Mazi mengatakan, dalam rembug tokoh ini merupakan ajang bersatu berkumpul para tokoh untuk memikirkan arah pembangunan Provinsi Sultra.

"Kebetulan ajang ini bertepatan dengan agenda pemilukada gubernur, jadi dengan rembug ini kita berkumpul dan saling menghormati dan menghargai serta tidak saling menghujat," ungkap mantan Gubernur Sultra ini.

Ali Mazi mengatakan, pemimpin Sultra ke depan adalah pemimpin yang cepat berfikir bertindak dan peduli rakyat.

"Pemimpin itu khalifah menjalankan amanah dan mengerti akan proporsinya artinya pemimpin jangan serakah," katanya.

Mantan gubernur ketujuh itu juga memaparkan keberhasilannya saat menjabat sebagai gubernur, dengan membangun dan melaksanakan MTQ tingkat nasional ke-21 serta menaikkan peringkat dari juru kunci ke peringkat empat nasional.

Pemateri ketiga, Ridwan BAE, yang juga mantan Bupati Muna dua periode mengatakan, rakyat Sultra sekarang masih banyak yang susah, dan perlu pembinaan kepada petani dan nelayan dan pembenahan berbagai inftastruktur yang mereka butuhkan.

"Dalam rembug ini, saya ingin sampaikan agar ada lembaga yang membuat rembug untuk pembangunan yang hasilnya dijalankan oleh siapa pun gubernur terpilih. Jangan lahir gubernur lahir juga maunya," katanya.(Ant).





Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024