Kolaka (ANTARA News) - Gudang salah satu milik pedagang coklat PT. Administrasi Cocoa yang berada Kelurahan Kolakaasi, Kecamatan Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dirampok oleh oknum bertopeng.

Kapolres Kolaka, AKBP Rahmat Pamuji di Kolaka, Sabtu membenarkan terjadinya aksi perampokan pada sebuah gudang milik perusahaan yang menampung hasil bumi khususnya kakao tersebut.

"Sekitar pukul 04.00 dinihari tadi aparat Polres Kolaka menerima info dari korban bahwa telah terjadi perampokan dan kekerasan disalah satu gudang PT.Adminstrasi Cocoa dengan cara menyekap petugas dan pejaga malam di perusahaan itu," katanya.

Ia mengatakan, saat ini, aparat kepolisian sedang melakukan olah TKP dan sekaligus untuk melakukan identifikasi di lapanagan," katanya.

Kapolres mengatakan, hasil laporan yang diterima dari korban diperkirakan berjumlah empat orang dan semuanya menggunakan topeng.

"Pelaku perampokan memanjat tembok belakang gudang dengan memutuskan kawat besi dan langsung melumpuhkan satpam yang berjaga di gudang itu serta tujuh pegawai yang tinggal di lokasi gudang itu," jelasnya.

Laporan korban lanjut Kapolres, pelaku berhasil membawa kabur uang milik perusahaan sebesar Rp 30 juta lebih, emas tujuh gram dan uang pribadi milik salah satu pegawai sebesar Rp3 juta dan beberapa buah telpon genggam (HP).

Hingga kini, kata Kapolres, pihak kepolisian masih melakukan identifikasi di tempat kejadian serta melakukan pengejaran terhadap pelaku sesuai dengan ciri-ciri yang diterangkan korban perampokkan.

Pantauan di TKP, nampak satu kamar yang dijadikan kantor serta tempat penyekapan pegawai gudang oleh pelaku berserakah dan sebuah brangkas dengan kondisi rusak serta beberapa lemari berkas milik perusahaan itu berantakan.

Salah satu korban yang juga karyawan perusahaan bernama Ricard, mengungkapkan, perampok yang menggunakan topeng itu berjumlah antara 4-5 orang.

"Saat kami sedang tidur lelap bersama keluarga tiba-tiba lampu dikamar saya menyala dan saat itu ada tangan memegang kepala saya, ternyata sudah oknum perampok dengan mengamcam dengan senjata tajam," katanya.

Peramnpok itu lalu memaksa untuk ditunjukkan tempat brangkas uang yang disimpannya.

"Setelah peramnpok itu menemukan berangkas, kami dan keluarga tak bisa berbuat apa-apa, karena tangan kami terikat dan mulut dibalut dengan lakban kemudian dimasukkan dalam kamar beserta istri dan anaknya," katanya.

Mereka, kata Ricard, semua di suruh tengkurap di bawah ranjang dengan diancam senjata tajam, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Setelah disekap selama hampir dua jam dan perampok pun sudah lama kabur, ikatan tangan dan mulut terlakban sudah dilepas oleh rekan lainnya dan langsung melaporkan kepada pihak berwajib pada pagi itu juga.(Ant).

Pewarta : Darwis Sarkani
Editor :
Copyright © ANTARA 2024