Palu, (ANTARA News) - Ratusan pelajar SMA Negeri 2 Palu melakukan demonstrasi di Kantor Wali Kota Palu, Senin, guna meminta perbaikan fasilitas yang selama ini dijanjikan.
Aksi tersebut dimulai dari sekolahnya di Jalan Tanjung Dako. Mereka berbondong-bondong menggunakan sepeda motor sambil membawa poster bertuliskan tuntutan mereka saat menuju Kantor Wali Kota Palu.
Abdul Rahman, seorang pelajar kelas XI, mengatakan sudah hampir dua tahun ini tidak terjadi perbaikan fasilitas di sekolahnya, padahal sebelumnya sudah dijanjikan.
Fasilitas yang dijanjikan itu antara lain pengadaan perlengkapan pendingin udara (AC), kipas angin, fasilitas toilet yang tidak sempurna, serta perbaikan pagar sekolah.
Selain itu, dia mengatakan hadiah lomba kebersihan kelas sebesar Rp1 juta juga belum diberikan oleh pihak sekolah. Padahal kegiatan itu sudah berlangsung lebih satu tahun.
Selanjutnya, Abdul Rahman yang juga ketua kelas ini mengatakan, pelajar yang ingin mengikuti lomba karya ilmiah atau kegiatan lainnya terpaksa menggunakan biaya sendiri karena sekolah belum menyediakannya.
"Kalau kami menang, yang bangga juga sekolah tapi kenapa tidak ada biaya," katanya.
SMA Negeri 2 Palu adalah salah satu sekolah unggulan di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Status sekolah itu adalah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).
Setiap calon siswa baru di sekolah ini dipungut biaya pemutuan lebih Rp2 juta.
Sejumlah perwakilan pelajar berdemo itu akhirnya diterima Wakil Wali Kota Palu Mulhanan Tombolotutu, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Adriansyah Lamasitudju, dan Kepala SMA Negeri 2 Palu Muhammad Ali Kadir.
Mulhanan mengatakan, untuk melengkapi berbagai keperluan sekolah berstatus RSBI membutuhkan waktu yang panjang tidak semudah membalik telapak tangan.
Dia mengusahakan dalam waktu dekat akan ada pengadaan barang-barang yang dibutuhkan di sekolah tapi secara bertahap.
"Yang bisa diselesaikan secepatnya harus segera dilakukan, sedangkan yang melalui proses pembangunan akan dikerjakan pada saat liburan sekolah," katanya.
Mulhanan meminta kepada Kepala SMA Negeri 2 Palu harus bisa memenuhi tuntutan siswa hingga akhir Desember 2011.
"Kalau tidak bisa, kepala sekolah harus mengundurkan diri dari jabatannya," kata Mulhanan.
Sementara Kepala SMA Negeri 2 Palu Muhammad Abdul Kadir mengaku siap mundur jika tidak bisa memenuhi permintaan siswa.
"Jabatan itu amanah dan saya siap mempertanggungjawabkannya," katanya.
Usai mendengar penjelasan Wakil Wali Kota Palu, perwakilan peserta aksi membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan belasan aparat kepolisian. (Ant)
Aksi tersebut dimulai dari sekolahnya di Jalan Tanjung Dako. Mereka berbondong-bondong menggunakan sepeda motor sambil membawa poster bertuliskan tuntutan mereka saat menuju Kantor Wali Kota Palu.
Abdul Rahman, seorang pelajar kelas XI, mengatakan sudah hampir dua tahun ini tidak terjadi perbaikan fasilitas di sekolahnya, padahal sebelumnya sudah dijanjikan.
Fasilitas yang dijanjikan itu antara lain pengadaan perlengkapan pendingin udara (AC), kipas angin, fasilitas toilet yang tidak sempurna, serta perbaikan pagar sekolah.
Selain itu, dia mengatakan hadiah lomba kebersihan kelas sebesar Rp1 juta juga belum diberikan oleh pihak sekolah. Padahal kegiatan itu sudah berlangsung lebih satu tahun.
Selanjutnya, Abdul Rahman yang juga ketua kelas ini mengatakan, pelajar yang ingin mengikuti lomba karya ilmiah atau kegiatan lainnya terpaksa menggunakan biaya sendiri karena sekolah belum menyediakannya.
"Kalau kami menang, yang bangga juga sekolah tapi kenapa tidak ada biaya," katanya.
SMA Negeri 2 Palu adalah salah satu sekolah unggulan di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Status sekolah itu adalah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).
Setiap calon siswa baru di sekolah ini dipungut biaya pemutuan lebih Rp2 juta.
Sejumlah perwakilan pelajar berdemo itu akhirnya diterima Wakil Wali Kota Palu Mulhanan Tombolotutu, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Adriansyah Lamasitudju, dan Kepala SMA Negeri 2 Palu Muhammad Ali Kadir.
Mulhanan mengatakan, untuk melengkapi berbagai keperluan sekolah berstatus RSBI membutuhkan waktu yang panjang tidak semudah membalik telapak tangan.
Dia mengusahakan dalam waktu dekat akan ada pengadaan barang-barang yang dibutuhkan di sekolah tapi secara bertahap.
"Yang bisa diselesaikan secepatnya harus segera dilakukan, sedangkan yang melalui proses pembangunan akan dikerjakan pada saat liburan sekolah," katanya.
Mulhanan meminta kepada Kepala SMA Negeri 2 Palu harus bisa memenuhi tuntutan siswa hingga akhir Desember 2011.
"Kalau tidak bisa, kepala sekolah harus mengundurkan diri dari jabatannya," kata Mulhanan.
Sementara Kepala SMA Negeri 2 Palu Muhammad Abdul Kadir mengaku siap mundur jika tidak bisa memenuhi permintaan siswa.
"Jabatan itu amanah dan saya siap mempertanggungjawabkannya," katanya.
Usai mendengar penjelasan Wakil Wali Kota Palu, perwakilan peserta aksi membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan belasan aparat kepolisian. (Ant)