Wangi-Wangi (ANTARA News) - Bupati Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Eliaser Yentji Sunur mengatakan, hubungan baik antara masyarakat di daerahnya dengan masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), sudah terjalin sejak lama.
"Penduduk Lembata asal Kabupaten Wakatobi saat ini mencapai 5.000-an jiwa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Lembata dan Wakatobi sudah menjalin hubungan baik sejak abad silam," katanya di Wangi-Wangi, Jumat.
Bupati Lembata berada di Wakatobi dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman bidang transportasi udara dan laut antara Pemerintah Kabupaten Lembata dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi.
Menurut Eliaser, penandatanganan `memorandum of understanding (MoU)" tersebut untuk memperkuat dan melegalkan hubungan masyarakat kedua daerah itu dalam berinteraksi sosial, terutama dalam kegiatan perdagangan hasil-hasil pertanian dan perikanan.
"Kerja sama pembukaan jalur penerbangan dan pelayaran Lembata - Wakatobi ini untuk lebih memperkuat dan memperlancar hubungan masyarakat kedua kabupaten, terutama hubungan perdagangan antarpulau," katanya.
Kalau selama ini, kata dia, frekwensi perjalanan masyarakat Wakatobi ke Lembata atau sebaliknya, hanya terjadi sekali dalam sebulan, maka dengan pembukaan jalur transportasi udara dan laut ini bisa meningkat menjadi dua kali dalam seminggu, bahkan bisa setiap hari.
"Ini artinya volume perdagangan masyarakat kedua kabupaten juga akan meningkat tajam yang pada gilirannya dapat membawa manfaat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan perbaikan tingkat ksejahteraan masyarakat di dua kabupaten tersebut," ujarnya.
Eliaser mengatakan, kerja sama pembukaan jalur penerbangan dan pelayaran Wakatobi - Lembata ini selain akan memudahkan akses masyarakat, juga bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kedua kabupaten, terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita berharap dengan terbukanya jalur penerbangan dan pelayaran Lembata-Wakatobi, masyarakat akan memudahkan dan memperlancar pemasaran komoditas hasil pertanian, dan perikanan di kedua kabupaten tersebut," ujarnya.
Menurut dia, kondisi alam wilayah Wakatobi dan Lembata, tidak jauh berbeda. Kalau di Wakatobi memiliki terumbu karang yang indah dan pantai berpasir putih, maka di Lembata juga terdapat terumbu karang dan pantai berpasir putih yang tidak kalah indah dan menarik.
"Demikian pula kalau tanaman kelor yang banyak tumbuh dan salah satu bahan pangan sayur-sayuran di Wakatobi, juga ada di Lembata yang menjadi makanan sayur favorit masyarakat setempat," ujarnya.
"Komoditi yang saya tidak lihat di Wakatobi adalah buah-buahan, sehingga akan menjadi peluang pasar bagi masyarakat Lembata karena di Lembata terdapat produk buah-buahan seperti jeruk, rambutan, mangga dan buah lainnya," ujarnya lagi.
Sebaliknya, kata dia, di Lembata kurang banyak memiliki produksi perikanan seperti di Wakatobi, sehingga masyarakat Wakatobi bisa memasarkan hasil perikanan di daerahnya dan daerah lain di NTT. (Ant).
"Penduduk Lembata asal Kabupaten Wakatobi saat ini mencapai 5.000-an jiwa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Lembata dan Wakatobi sudah menjalin hubungan baik sejak abad silam," katanya di Wangi-Wangi, Jumat.
Bupati Lembata berada di Wakatobi dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman bidang transportasi udara dan laut antara Pemerintah Kabupaten Lembata dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi.
Menurut Eliaser, penandatanganan `memorandum of understanding (MoU)" tersebut untuk memperkuat dan melegalkan hubungan masyarakat kedua daerah itu dalam berinteraksi sosial, terutama dalam kegiatan perdagangan hasil-hasil pertanian dan perikanan.
"Kerja sama pembukaan jalur penerbangan dan pelayaran Lembata - Wakatobi ini untuk lebih memperkuat dan memperlancar hubungan masyarakat kedua kabupaten, terutama hubungan perdagangan antarpulau," katanya.
Kalau selama ini, kata dia, frekwensi perjalanan masyarakat Wakatobi ke Lembata atau sebaliknya, hanya terjadi sekali dalam sebulan, maka dengan pembukaan jalur transportasi udara dan laut ini bisa meningkat menjadi dua kali dalam seminggu, bahkan bisa setiap hari.
"Ini artinya volume perdagangan masyarakat kedua kabupaten juga akan meningkat tajam yang pada gilirannya dapat membawa manfaat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan perbaikan tingkat ksejahteraan masyarakat di dua kabupaten tersebut," ujarnya.
Eliaser mengatakan, kerja sama pembukaan jalur penerbangan dan pelayaran Wakatobi - Lembata ini selain akan memudahkan akses masyarakat, juga bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kedua kabupaten, terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita berharap dengan terbukanya jalur penerbangan dan pelayaran Lembata-Wakatobi, masyarakat akan memudahkan dan memperlancar pemasaran komoditas hasil pertanian, dan perikanan di kedua kabupaten tersebut," ujarnya.
Menurut dia, kondisi alam wilayah Wakatobi dan Lembata, tidak jauh berbeda. Kalau di Wakatobi memiliki terumbu karang yang indah dan pantai berpasir putih, maka di Lembata juga terdapat terumbu karang dan pantai berpasir putih yang tidak kalah indah dan menarik.
"Demikian pula kalau tanaman kelor yang banyak tumbuh dan salah satu bahan pangan sayur-sayuran di Wakatobi, juga ada di Lembata yang menjadi makanan sayur favorit masyarakat setempat," ujarnya.
"Komoditi yang saya tidak lihat di Wakatobi adalah buah-buahan, sehingga akan menjadi peluang pasar bagi masyarakat Lembata karena di Lembata terdapat produk buah-buahan seperti jeruk, rambutan, mangga dan buah lainnya," ujarnya lagi.
Sebaliknya, kata dia, di Lembata kurang banyak memiliki produksi perikanan seperti di Wakatobi, sehingga masyarakat Wakatobi bisa memasarkan hasil perikanan di daerahnya dan daerah lain di NTT. (Ant).