Biak,   (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Biak Numfor, Papua, memeriksa sampel dari 5.000 ton beras Perum Bulog asal Sidrap, Sulawesi Selatan, yang diduga tercemar sejenis jamur saat diangkut ke Biak dengan kapal laut.

Kepala Dinas Kesehatan Biak dr Imran Ohoirella di Biak, Kamis, mengakui, pemeriksaan kelaikan konsumsi 5.000 ton beras Bulog itu membutuhkan waktu satu minggu baru didapatkan hasilnya dari laboratorium.

"Sampel beras Bulog Biak sedang diteliti kelaikan dari sisi kesehatan, bagaimana hasil uji laboratorium masih kita tunggu," ujarnya.

Imran mengatakan, hasil uji lab beras Bulog bisa cepat diketahui kelayakan jika Pemkab Biak memiliki sebuah laboratorium yang lengkap.

Namun sayangnya hingga sekarang, lanjut Imran, Pemkab Biak belum mempunyai fasilitas laboratorium lengkap untuk mendukung pemeriksaan kelayakan makanan dan bahan pangan yang diduga rusak atau sejenisnya.

Imran mengemukakan bahwa pihaknya sudah mempunyai rencana membangun sarana dan prasarana laboratorium lengkap tahun 2012 karena letaknya sangat strategis di kawasan teluk Cenderawasih.

"Kehadiran lab ini sangat mendesak direalisasikan pada tahun mendatang," ujarnya.

Hingga 2011 ini, Kabupaten Biak Numfor masih melakukan uji laboratorium berbagai jenis kebutuhan makanan dan pangan di Jayapura dan Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian karantina pertanian kelas I Biak pada pasokan beras Bulog Sidrap ke Biak Numfor, ditemukan sejenis jamur (kapang) saat memeriksa sampel B beras Perum Bulog yang dipasok pada Oktober 2011. (Ant)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024